Mohon tunggu...
Ade T Bakri
Ade T Bakri Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka kopi

Adenyazdi.art.blog

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mitos Tentang Pelangi dan Hal positif dari Mitos

3 September 2022   21:07 Diperbarui: 3 September 2022   21:10 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari segi mekanisme cerita, mitos menarik karena kami tidak mengarang mitos; mitos adalah jejak dari kondisi manusia. -Baz Luhrmann

Kita tentu tahu pelangi, bukan?  Ketika dilihat dengan mata, pelangi terlihat lengkung dan berwarna-warni. Ia biasanya muncul di langit setelah hujan.

Namun pernahkah Anda mendengar mitos tentang pelangi?

Di setiap daerah tentu memiliki cerita tradisional, dan itu biasa diceritakan orang tua kepada anaknya tatkala menjelang tidur atau sedang bersantai.

Cerita berupa dongeng tentang Si Kancil, Sangkuriang, Maling Kundang, dll. Di antara Cerita-cerita itu  ada yang kita anggap sebagai mitos.

Beberapa orang memahami mitos sebagai sebuah cerita khayalan yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Namun kalau kita telisik arti dari mitos. 

Mengutip dari Wikipedia, Mitos (bahasa Yunani: , translit. mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah bagian dari suatu folklor yang berupa kisah berlatar masa lampau, mengandung  tentang alam semesta (seperti penciptaan dunia dan keberadaan makhluk di dalamnya), serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang punya cerita atau penganutnya.

Dari pengertian itu bagi sebagai orang mitos tidak hanya cerita rekaan, tetapi menjadi cerita yang dipercayai kebenarannya.

Nah, berkaitan dengan  pelangi, semasa kecil saya pernah dengar beberapa  cerita mengenai pelangi dari orang-orang  di daerah saya. Menurut mereka pelangi merupakan sebuah jembatan yang menghubungkan penduduk dunia atas (langit) dan penduduk dunia bawah (bawah). Tatkala pelangi muncul  orang-orang dunia atas akan turun ke dunia bawah. Mereka biasa turun melihat-lihat suasana alam bawah atau hanya sekadar  untuk mandi, menikmati permandian alam di dunia bawah.

Dokpri
Dokpri

Cerita lainnya yang saya dengar adalah apabila pelangi muncul dan ketika kita berhasil menemukan ujung dari pelangi, kata orang-orang, tepat di ujung pelangi itu terdapat harta karun. Apakah itu hartanya karun? Entahlah saya pun tak tahu. 

Cerita kedua tentang pelangi itu benar-benar mempengaruhi saya semasa kecil, sehingga saya pernah mengajak teman-teman saya untuk menemukan ujung dari pelangi. Aneh bukan? Hehe

Kendati mungkin dianggap aneh, saya pikir cerita-cerita seperti dongeng atau mitos tidak hanya sekadar cerita pengantar tidur untuk anak, atau hanya cerita penghibur tatkala santai. Akan tetapi, ia juga memiliki nilai positif untuk anak-anak. 

Pertama, ia bisa menjadi sarana untuk pendidikan. Di antar cerita seperti dongeng atau mitos  ada yang mengandung patuah atau pesan moral sehingga anak-anak bisa mengambil pelajaran dari cerita itu. Ia juga bisa menjadi sarana pengembangan kognitif anak.

Kedua, ia bisa menjadi perangsang kreatifitas dan pemikiran baru. Barthes dalam bukunya mythologies noondy, mengatakan bahwa tuturan mitologis dibuat untuk komunikasi dan mempunyai suatu proses signifikasi sehingga dapat diterima oleh akal.

Dalam hal ini mitos tidak dapat dikatakan hanya sebagai suatu objek, konsep, atau ide yang stagnan tetapi sebagai suatu modus signifikasi atau pemikiran baru.  

Artinya pengkajian secara mendalam terhadap isi atau pesan maupun pengkajian pesan maupun pengkajian perbandingan sangat diperlukan guna mendapatkan pemikiran maupun pengetahuan tertentu, dan juga bisa digunakan untuk merangsang perkembangan kreativitas dalam berpikir. 

Lantas apa sih penjelasan ilmiah tentang pelangi?

Mengutip dari Kompas.com, pelangi adalah fenomena alam yang merupakan proses optik.

Proses terbentuknya melibatkan tiga tahap yaitu refleksi, dispersi, dan refraksi.

Proses refleksi yaitu butiran air di udara bisa berfungsi seperti cermin kecil. Ketika cahaya matahari menyinari butiran air, sebagian besar cahaya akan dipantulkan kembali.  

Kedua dispersi cahaya merupakan fenomena terurainya suatu cahaya. Ketika cahaya matahari mengenai dan dipantulkan oleh butiran air, cahaya akan terdispersi dan melebar sehingga tampak warna-warni yang ada di pelangi. 

Ketiga refraksi cahaya yakni ketika cahaya matahari menembus butiran air dan dipantulkan ke arah yang sedikit berbeda.
Perbedaan arah cahaya ini dipengaruhi masing-masing panjang gelombang tiap cahaya. Inilah yang menyebabkan cahaya pelangi menyebar dan melebar seperti kipas.

Nah itulah cerita tentang mitos pelangi, hal positif dari cerita mitos dan penjelasan ilmiah tentang pelangi.

Sumber:

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/download/790/721

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/17/130200323/bagaimana-proses-pelangi-terjadi-dan-penjelasannya-menurut-sains

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun