Mohon tunggu...
Ade T Bakri
Ade T Bakri Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka kopi

Adenyazdi.art.blog

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Biasakan Tabayyun (Mencari Tahu Kejelasan) Sebelum Berkomentar

23 Januari 2021   18:29 Diperbarui: 23 Januari 2021   22:41 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seandainya, para natizen yang budiman, bisa sedikit menahan diri, mecari tahu kejelasan lebih dahulu, sebelum menggerakkan jari untuk berkomentar, saya pikir akan adem-adem saja dalam berkomentar, tanpa harus mengeluarkan kalimat caci maki dan kata kasar lainnya.

Pun, apabila segala sesuatu didudukan dan dibicarakan baik-baik pasti ada jalan keluar.

Misal, seperti yang diungkapkan akun yang bernama Intan Marbun: saya juga pernah seperti ini, anak saya disuruh pakai hijab lengkap dengan bajunya. Dan sudah dibagikan, tapi saya langsung kembalikanlah ke sekolahnya tapi gurunya menolak. Dan saya menghadap ke kepala sekolahnya, dan kita berbincang2 dengan baik, dan akhirnya kepala sekolah mengerti dan akhirnya anak saya disuruh pakai pakaian putih lengan panjang, puji Tuhan anak saya lulus dengan baik.

Sekiranya,  Elianu sejenak menahan diri untuk tak keburu mengunggah rekaman tersebut, kemudian mencari solusi dengan bertemu kepala sekolah atau dinas pendidikan terkait.

Pasti ada jalan keluar, tanpa adanya  kehebohan seperti pada komentar, gambar tangkap layar di atas.

Menurut Rusmadi (kepala SMKN 2 Padang), peristiwa itu terjadi karena adanya kesalahan dari jajaran serta Bidang Kesiswaan dan Bimbingan Konseling dalam penetapan aturan dan tata cara berpakaian siswi

Dilansir dari CNN Indonesia,
"Dalam menangani dan memfasilitasi keinginan dari ananda Jeni Cahyani kelas X untuk berseragam sekolah yang disebutkan dalam surat pernyataan, saya menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan dari jajaran serta Bidang Kesiswaan dan Bimbingan Konseling dalam penetapan aturan dan tata cara berpakaian siswi," kata Rusmadi dalam jumpa pers di Padang, Jumat (22/1).

Lebih lanjut, Rusmadi mengatakan siswi tersebut tetap bersekolah seperti biasa hingga kini.

"Tadi Jeni sekolah seperti biasa di sekolah. Kami berharap kesalahan, kekhilafan, kesimpangsiuran informasi di media sosial dapat kita selesaikan dengan semangat kebersamaan dan keberagaman," tutur Rusmadi.

Kendati sudah adanya permintaan maaf dari pihak sekolah. Namun, yang mengherankan buat saya adalah kok bisa ya, terjadi kesalahan demikian? Padahal, dalam membuat sebuah aturan  tentu melibatkan seluruh perangkat sekolah. 

Kita pun tahu bersama bahwa dalam sekolah negeri, guru/pengajar tidak hanya diisi  oleh satu kelompok, suku, atupun agama saja, tetapi di dalam sekolah negeri itu terdapat berbagi macam latar belakang, sehingga menjadi aneh jika adanya pembiaran  peraturan mengenai pemakaian jilbab di sekolah negeri tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun