Ia melanjutkan. Nyanyian tersebut, sudah jarang terdengar lagi. Ya, kalaupun masih ada yang menyanyikan, bisa dihitung dengan jari.Â
Kamu tahu makna lagu itu? Ucapnya sambil menatapku tajam
Apa makna lagu itu Bapa (Bapak/orang tua)? Tanya ku penasaran.
Nyanyian tersebut  kami nyanyikan sebagai pengingat sekaligus penyemangat. Pengingat bahwa, orang tua kami telah  menitipkan dua pusaka yang berharga, yaitu cangkul dan parang.
Cangkul dan parang merupakan lambang dari kekuatan, semangat, keuletan, kesabaran.
Setiap kami menyanyikan lagu tersebut ketika berangkat ke kebun/sawah atau sedang memotong rumput pengganggu, mencangkul; atau menanam. Nyanyian tersebut seakan menambah semangat bagi tubuh kami agar terus bekerja.
Dan yang terpenting adalah kesederhanaan. Mengapa? Bekerjalah secara sederhana, makan secara sederhana dan hidup secara sederhana.
Kedepannya kita akan menjadi orang baik. Maksudnya rezeki yang kita hasilkan dengan cara halal, akan membawa kebaikan dan keberkahan apabila dimakan anak dan keluarga.Â
Sehingga kelak anak mu menjadi orang baik, tak mengambil, merampas hak(rezeki)orang lain.Â
Itulah makna yang terkandung dalam nyanyian tersebut. Ujarnya meyakinkan.
***