Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat
KH. Abdurrahman Wahid
Ya. Benar apa yang di katakan Gus Dur, dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan lelucon, bisa membuat kita tertawa lepas, hingga sejenak penat dan beban hidup terasa hilang.
Akan tetapi, dengan lelucon, bisa juga menyinggung, atau menyakiti orang lain.
Lalu apa itu lelucon?
Menurut KBBI: le·lu·con n hasil melucu; tindak (perkataan) yang lucu; penggeli hati; percakapan yang jenaka;
Nah, dari pengertian diatas, kita dapat memahami bahwa, lelucon merupakan tindakan, perkataan yang kita lakukan dengan harap, orang yang mendengar, melihat itu, tertawa atau terhibur.
Namun, seperti yang saya sebutkan diatas, walaupun kita berharap orang lain terhibur, akan tetapi adakalanya lelucon itu malah menyinggung atau menyakiti orang lain.
Sila baca juga disini: https://www.kompasiana.com/adebakri/5fe72d588ede485f58085362/tak-semua-tertawa-membahagiakan-dan-kebenaran-tak-selalu-datang-dari-suara-terbanyak
Mungkin ada dari pembaca yang bertanya, lalu lelucon seperti apa yang tak menyinggung dan dan menyakiti orang lain?
Ini bukan jawaban pasti. Namun, menurut hemat saya, lelucon yang tak menyinggung adalah lelucon yang sebelum dilakukan atau diucapkan, terlebih dahulu dipikirkan dengan matang.
Pendeknya. Lelucon itu haruslah rasional, tidak asal-asalan atau ketaksaan.
Menurut saya, salah satu orang Indonesia yang mampu melakukan Lelucon yang cerdas adalah Gus Dur.
Mengapa? Lelucon yang beliau sampaikan apabila dimaknai, membuat kita menjadi waras dan bijak
Lelucon yang keluar dari mulut beliau, tidak asal-asalan. Akan tetapi memiliki pesan-pesan moral yang kuat.
Barangkali benar kata Dwight D. Eisenhower
(Negarawan dan presiden (34e) dari Amerika Serikat 1890-1969):
Selera humor adalah bagian penting seni kepemimpinan. Humor penting untuk bergaul dengan berbagai kalangan dan memudahkan penyelesaian pekerjaan.
Dua lelucon Gus Dur yang cerdas.
Pertama. Waktu Gus Dur masih menjadi Presiden, ketika marak-marak isu tentang papua merdeka. Gus Dur selaku presiden, pernah berkunjung ke Papua untuk mendengar langsung aspirasinya masyarakat Papua.
Nah, dalam kunjungan itu, Gus Dur di sambut dengan teriakan “Papua Merdeka” oleh sebagian masyarakat Papua.
Akan tetapi, Gus Dur dengan tenang menemui Masyarakat Papua dan mendengar langsung aspirasi dari masyarakat Papua.
Pendek kata, dalam pertemuan itu, Gus Dur menyampaikan pada sebagian masyarakat Papua yang menginginkan kemerdekaan tersebut dengan berkata:
kalian boleh saja berkata-kata tentang “Papua merdeka” atau berteriak dengan ” Kata merdeka “
Akan tetapi jangan keluar dari negara Kesatuan Republik Indonesia.
Bagi saya kata Gus Dur diatas merupakan lelucon yang cerdas. Mengapa? Gus Dur tak melarang orang berkata tentang “kemerdekaan” Atau berteriak tentang “kemerdekaan”. Karena itu merupakan hak berpendapat atau hak berbicara seseorang.
Namun, dengan cerdas Gus Dur berucap: Boleh berkata merdeka tapi jangan keluar dari Indonesia. Bukankah itu lelucon yang cerdas?
Kedua. Suatu ketika Gus Dur ditemui Menkopolhukam Pak wiranto.—- dengan agak terburu-buru dan panik Pak Wiranto berbicara begini kepada Gus Dur: Pak saya mendengar bahwa di Papua,—-Masyarakat Papua sudah mengibarkan bendera bintang Kejora.
Gus Dur ketika mendengar apa yang disampaikan Pak Wiranto, dengan tenang bertanya kepada Pak Wiranto. Apakah disana masih ada bendera merah putih yang dikibarkan?
Masih ada Pak? Jawab Pak Wiranto.
Lalu Gus Dur menimpali sambil tersenyum, kalau gitu, anggap saja bendera bintang Kejora itu umbul-umbul. Hehe
***
Kalau kita telisik, banyak sekali lelucon Gus Dur yang menyentil kemanusiaan kita.
Akan tetapi dalam tulisan ini. Saya hanya bisa menunjukan dua lelucon dari Gus Dur.
Dari dua lelucon diatas, saya bisa menyimpulkan bahwa, Gus Dur melakukan/mengucapkan itu bukan asal-asalan. Akan tetapi berdasarkan pikiran yang rasional.
Barangkali kata-kata yang keluar itu spontan. Namun, spontanitas itu berangkat dari pengetahuan terasah dengan baik.
Dengan demikian, bagi saya lelucon adalah cara mengutarakan sesuatu dengan jujur dan apa adanya berdasarkan akal yang sehat.
Sehingga lelucon itu dapat diterima semua orang. Seperti halnya, lelucon dari Gus Dur, dapat diterima hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Karena dengan lelucon, Gus Dur bukan hanya membuat orang tertawa geli, tapi didalam lelucon nya, sarat akan pesan-pesan moral.
Sebagai penutup saya tampilkan gambar lelucon yang cerdas dari twiter dari NU garis lucu, dan Muhamadiyah garis lucu.
sekian.
Bacaan: Kumpulan Humor Gus Dur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H