Mohon tunggu...
Ade T Bakri
Ade T Bakri Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka kopi

Adenyazdi.art.blog

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Ibu dan Larangan Merayakannya

22 Desember 2020   07:00 Diperbarui: 22 Desember 2020   15:42 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah hari ini pun bagian dari tiap-tiap hari dari setiap hari yang ustad itu sebutkan? 

Kalau dengan alasan, hari ini orang kafir lagi merayakan dan memberikan hadiah.

Loh, kalau begitu, jangan bilang setiap hari boleh memberikan hadiah, harus ada pengecualian. Bahwa selain tanggal 22 desember, boleh membelikan hadiah untuk ibu. 

Aneh, bukan? Dan yang mengherankan buat saya adalah dengan mudahnya seseorang dianggap/dilabeli kafir walau hanya mengucapakan atau merayakan selamat hari ibu. 

Padahal rasullullah pernah berkata: siapa yang menyeru kepada seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia mengatakan: Wahai musuh Allah, sementara yang dituduhnya itu tidak demikian, maka sebutan itu kembali kepadanya (H.R. Muslim: 61).

Atau seperti Diriwayatkan dari sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Janganlah seseorang menuduh orang lain dengan tuduhan fasik dan jangan pula menuduhnya dengan tuduhan kafir, karena tuduhan itu akan kembali kepada dirinya sendiri jika orang lain tersebut tidak sebagaimana yang dia tuduhkan.” (HR. Bukhari no. 6045)

Terkadang muncul pertanyaan dalam benak saya, apakah orang yang selalu menyala-nyalakan pendapat, keyakinan kelompok, Agama atau mazhab yang lain; atau mengkafirkan yang tidak sesuai dengan pemahaman, pendapat mereka, apakah mereka telah mendapatkan mandat dari Tuhan? atau telah mendapatkan kunci dari surga, sehingga mengatakan hanya kelompok merekalah yang benar? 

Saya tak habis pikir, di zaman sekarang ini, yang dimana, negara-negara lain, berlomba-lomba memajukan sains dan teknologi; dan menjelajah antariksa. Zaman yang tenaga manusia sudah mulai diganti dengan robot/mesin, tapi masih ada jenis manusia semacam itu. Yang pertanyaan nya masih seputar boleh tidak nya mengucapkan, merayakan hari ibu dan lain sebagainya

Seandainya, dengan akal yang jernih dan hati yang penuh kasih mencari tahu atau memahami pendapat, pemikiran, keyakinan orang yang berbeda pemahaman. Saya pikir kita tak akan mudah menuduh orang yang berbeda itu dengan kata sesat atau kafir. 

Saya teringat ucapan jalaluddin Rumi:
kebenaran adalah sebuah cermin di tangan Tuhan,  cermin itu jatuh dan pecah berkeping-keping. Masing-masing dari kita Memungut kepingan itu 
dan melihat telah menemukan kebenaran.

***

Bagi saya, tidak ada yang salah dalam mengucapkan selamat hari ibu. Menuliskan puisi, memajang foto bersama ibu lalu mengunggah  dan menuliskan kata-kata cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun