Kalau enak, Tanam.
Kalau gurih, Pelihara.
Kata-kata diatas merupakan kata/bahasa candaan yang sering diucapkan orang-orang di daerahku. Kata-kata itu, akan di keluarkan atau diucapkan apabila mendengar ada yang mengucapakan kata "Gurih sekali daging ini" atau "Enak sekali buah ini".
Ucapan candaan semacam itu, seringkali terdengar ketika berkumpul mengadakan acara Bakar-bakar, atau makan-makan. Maksudnya, Bakar / Panggang ayam, makan-makan buah dan lain-lain.
Berkumpul mengadakan acara bakar ayam atau ikan, sering dilakukan pemuda di daerahku. ketika mendapatkan kelebihan rezeki dari hasil melaut, bertani, atau berternak.Â
Dalam kumpul-kumpul tersebut sering muncul candaan disela sedang menyantap atau menikmati makanan.Â
Misalnya ketika ada teman yang mengatakan. " Hmm.. Gurih sekali daging ayam ini". Pasti ada yang berujar. Kalau Gurih, pelihara. Maksudnya jangan hanya mengonsumsi dan mengatakan gurihnya. Akan tetapi harus juga memelihara.
Kalau tahu cara mengonsumsi, harus tahu juga cara memelihara
Siapa sih yang tak suka Makan Ayam dan Telur? Mungkin hampir semua orang akan mengatakan suka mengonsumsi telur dan ayam.
Apalagi dimasak/dikreasi dengan bermacam-macam bumbu penyedap. Hmm pasti  rasanya maknyus.
Kita pun tentu tahu hewan satu Ini (Ayam). yang dalam bahasa ilmiah di sebutkan Gallus gallus domesticus, merupakan salah satu jenis unggas yang banyak dipelihara orang untuk dimanfaatkan untuk keperluan hidup.
Daging dan telur ayam merupakan sumber protein yang berguna untuk tubuh manusia.
Selain sebagai sumber protein. Ayam dan telurnya juga bisa menambah penghasilan
Sayangnya, Akhirnya-akhir ini, beredar informasi yang cukup meresahkan mengenai ayam yang disuntik hormon dan juga mengenai kolesterol tinggi kalau memakan telur.
Mengutip dalam laman Kompasiana:
Tahukah kamu konsumsi per kapita telur dan daging ayam di Indonesia masih terbilang rendah dibandingkan negara tetangga. Padahal jumlah penduduk kita jauh lebih besar.
Salah satu sebabnya adalah salah persepsi di sebagian kecil masyarakat karena adanya berita hoaks yang sering beredar di media sosial tentang produk ayam dan telur ini. Contohnya ayam disuntik hormon dan kolesterol tinggi karena makan telur.
Miris, kan? Padahal dalam daging dan telur ayam mengandung protein yang baik untuk kesehatan tubuh manusia.
Daging ayam mengandung banyak protein yang berperan sangat penting dalam fungsi tubuh seperi menjaga kesehatan otot kita. Protein terutama penting bagi anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Sedangkan telur ayam memiliki 7 gram protein bersama dengan vitamin, mineral, dan lemak yang sehat. Kuning telur mengandung thiamin (vitamin B1), asam pantotenat (vitamin B5) piridoksi (vitamin B6), asam folat (vitamin B9), dan kobalamin (vitamin B12).
Telur adalah sumber yang kaya mineral yang dibutuhkan oleh tubuh seperti selenium, seng, zat besi dan tembaga.
Lantas apa yang bisa dilakukan agar dapat menangkal Hoax tentang ayam yang beredar?
Yang pertama adalah mulai dari diri sendiri. maksudnya. Setiap informasi yang didapat atau didengar, jangan langsung telan mentah-mentah dalam arti jangan langsung menerimanya/mempercayainya begitu saja. Akan tetapi, harus memverifikasi terlebih dahulu melalui sumber-sumber informasi yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Salah satunya bisa merujuk pada kompasiana. Hehe
Kedua. Saya pikir cara ini lebih tepat menangkal berita hoax, sekaligus  dapat menjamin kesehatan apabila daging dan telur ayam itu dikonsumsi. Yaitu dengan beternak dan memelihara ayam sendiri.
Kenapa saya mengatakan beternak ayam merupakan cara yang lebih ampuh menangkal hoax. Ya. karena kita bersentuhan langsung dengan peliharaan, kita pun lebih mudah mengetahui kesehatannya, kualitas telur yang dihasilkan dan hal baik lainnya yang berhubungan dengan  ayam apabila dikonsumsi.
Sehingga apapun berita hoax yang beredar kita tak terpengaruh dan tetap santuy aja mengkonsumsi daging dan telur ayam.
Cara santuy versiku yaitu. Potong ayam peliharaanmu setelah itu goreng daging dan telurnya lalu menyantapnya sambil menonton hoax mengenai telur dan daging ayam. Hehe
Saya berkata demikian karena saya pun memelihara/beternak ayam. Dari pada mengeluh tentang harga ayam dan telur yang mengalami kenaikan. Di tambah lagi tentang berita hoax tentang ayam yang disuntik hormon. Mending memelihara ayam sendiri.
Lebih terjamin kualitas, apabila telur dan daging hasil peliharaan itu di konsumsi.Â
Walaupun misalkan kita mempunyai pekerjaan tetap. Seperti ASN atau Dosen. Saya pikir tidak ada salahnya juga kalau memelihara ayam. Ya, minimal kalau di jual bisa menambah penghasilan, atau untuk dikonsumsi sendiri.
Beternak ayam, menurut saya bukanlah sesuatu yang rumit, Â cukup menyiapkan kandang, pangan dan tentu saja sepasang ayam.
Kalau tak punya pekarangan yang luas. Cukup buat kandang yang nyaman untuk di tempati ayam. Akan tetapi, harus rajin-rajin membersihkan kandang dan kotorannya, agar ayam tak mudah terserah penyakit.
Dengan demikian, saya pikir tak perlu jauh-jauh untuk menyadarkan orang untuk mengkonsumsi ayam dan telur. Mulailah dulu dari diri sendiri dan keluarga tentang pentingnya mengkonsumsi telur dan daging ayam.
Sederhananya, dengan memelihara/ beternak ayam sendiri. Kita lebih mudah mengetahui kualitas daging dan telur ayam yang dikonsumsi. Sehingga selain tak risau dengan berita hoax, Â kita tak perlu lagi morogoh kocek mengeluarkan uang untuk membeli daging dan telur untuk mencukupi kebutuhan gizi kita dan keluarga.
Akhir kata: selain untuk konsumsi dan tambahan penghasilan. Saya memelihara ayam agar ketika terlibat dalam kumpul-kumpul mengadakan acara bakar/panggang ayam.
Saya bisa menangkis ujaran teman, ketika saya mengucapakan "gurih sekali Ayam ini". Sebab, saya pun memelihara/ beternak ayam. Hehe
https://brainly.co.id/tugas/14326423
Bacaan:Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H