Tuhan menciptakan Alam semesta beserta isinya bukanlah tanpa sebab. Pasti memiliki maksud dan tujuan.
Manusia, hewan, tumbuhan, gunung, laut, hutan dan segala realitas yang tampak oleh Indra. Apabila kita merenungi atau berpikir dengan jernih, akan mengantarkan kita pada pahaman tentang pencipta. Kita pun akan memahami bahwa, semua yang di ciptakan memiliki maksud dan tujuan.
Keteraturan yang ada pada Alam semesta, membuktikan pada kita bahwa, penciptaan terjadi bukan kebetulan belaka atau asal-asalan.
Meminjam istilahnya Einstein. Tuhan tidak sedang bermain dadu. Maksudnya Tuhan tidak menciptakan atau menggerakkan alam semesta seperti anak kecil yang bermain melemparkan dadu secara acak. Tapi semesta ini bersifat pasti dan teratur.
Apabila kita berpikir dan Merenungi setiap hal yang ada, dan yang terjadi di alam, kita akan mendapatkan pelajar dan juga hikmah.
Seperti yang di ungkapan dalam Al-quran:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, bahtera-bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan (suburkan) bumi sesudah mati (kering)-Nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; (pada semua itu) sungguh terdapat tanda-tanda (pelajaran)bagi kaum yang berakal.” (Q.S. Al-Baqarah ayat 165 )
***
Berbicara mengenai keteraturan dan juga pelajaran yang di petik atau ambil dalam penciptaan Tuhan.
Dalam tulisan ini, saya akan menceritakan pelajaran tentang sifat “kerendahan hati. Dalam arti mampu menahan diri.
Kita tentu sering mengambil atau mendengar pembelajaran, nasihat, tauladan, dari sesama kita, manusia. Tapi, mungkin tak semua dari kita mengambil pelajaran dari bintang. Pelajaran tentang sifat alamiah bintang, yang biasa kita temukan di sekeliling kita.