Kalau kita baca buku Prahara Suriah yang di tulis oleh Dr. Dina Y sulaeman Pengamat timur tengah. Â Kita dapat lebih jernih menilai konflik yang terjadi di timur Tengah khusus nya Suriah. Kenapa saya mengatakan demikian?
Sebab, Hoax seputaran konflik di suriah sangat masif beredar di berbagai media tanah air. Apalagi di era post truth ini, kalau kita yang kurang baca, dan tidak memverifikasi informasi yang kita dapat. Kita akan mudah termakan isu. Akan mudah mempercayai sebuah berita yang tak jelas Sember nya.
Sehingga peran seorang ulama seperti Syekh Adnan sangat penting dalam menciptakan perdamaian dan persatuan antar umat. Â
Sayangnya,  pesan perdamaian  yang di sampaikan tidak berlaku bagi para teroris. Meraka terus menyebarkan  opini negatif tentang pemerintah suriah. Isu-isu pertikaian antar Mazhab, Ras, Agama. Agar mereka dapat dengan mudah dan terus menyulut konflik di suriah.
Republika.co.id pernah mewawancarai beliau saat berkunjung ke Pekalongan Jawa Tengah pada 2016 lalu. Dalam wawancara tersebut dia menggarisbawahi  banyak kepentingan ikut bermain dalam kian kompleksnya konflik di Suriah. Selain level politik dan dukungan negara-negara besar, faktor tersebarnya 'Jihadis' dari berbagai kelompok dari Jubhat an-Nusra hingga ISIS, yang melandasi 'jihad' mereka dengan fatwa-fatwa jihad Suriah yang dikeluarkan oleh sejumlah ulama, turut meruncing konflik. Fatwa tersebut sama sekali tidak bisa dibenarkan.
Syekh Adnan mengatakan,"Bagaimana bisa jihad memerangi sesama Mukmin dan Muslim dinamakan jihad?," katanya.
Dari beberapa sumber berita yang saya baca. Beliau sudah lama menjadi incaran para teroris seperti ISIS, apalagi kedekatan beliau dengan  Basyar al-Asad.
Kematian yang terjadi pada Syekh Adnan. Sama hal yang di alami oleh  Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi (seorang ilmuwan Suriah di bidang ilmu-ilmu agama Islam) yang meninggal akibat terkena ledakan bom bunuh diri yang di lakukan para teroris. Sewaktu beliau sedang mengisi ceramah di Masjid al-Iman, Damaskus.
Persatuan dan bahaya radikalisasi yang mereka dengungkan, menjadi hambatan bagi  para teroris yang ingin memecah-belah umat.  Sehingga nyawa mereka mencari incaran para teroris.
Puncaknya, Hari Kamis (22/10). Syekh Muhammad Adnan Al-Afyouni seorang ulama moderat itu. Wafat, setelah mobil yang dikendarainya meledak akibat bom, yang di pasang oleh para teroris. Beliau pun memperoleh kesyahidan  seperti juga yang di alami Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi
Umat muslim, Â kehilangan seorang sosok Ulama pemersatu, kharismatik dan juga berwawasan luas. Pesan-pesan persatuannya akan selalu hidup di hati.Â