Beberapa kali mengantar atau menjenguk orang tua, kerabat, kawan, dan tetangga yang sedang dirawat di rumah sakit, dua kata terus menggelitik pikiranku. Kedua kata tersebut adalah PERAWAT dan KEPERAWATAN. Dengan seksama, aku perhatikan terus kegiatan paramedic dari mulai dokter yang datang memeriksa, mencatat, ada yang berkomentar ada juga yang diam seribu basa, terus pergi dan kadang ada yang tidak pernah bertemu lagi, hingga satu per satu perawat yang secara bergiliran melayani kebutuhan sakitnya para pasien.
Dari setiap satu atau dua catatan dokter yang memeriksa, maka puluhan tindakan yang harus dilakukan perawat bermunculan termasuk hal yang tidak para dokter lakukan, seperti membersihkan badan, menyuntik, memberi obat, mengganti pakaian hingga mendengarkan keluhan serta memberikan saran positif, paling tidak pasien tidak putus asa dengan sakitnya. Wow, betapa tugas perawat begitu banyak dan memiliki peranan yang sangat penting. Betapa mereka sebenarnya adalah ujung tombak dari sebuah kualitas layanan rumah sakit atau pun rumah sehat.
Ketepatan diagnosa seorang dokter tentu saja tidak bisa dipandang sebelah mata. Dan, itu yang seharusnya, namun peranan dokter yang aku amati di beberapa rumah sakit di Indonesia tidak sampai menyentuh pada pelayanan perawatan sebagaimana yang dilakukan para perawat. Mungkin ini memang sudah tertuang dalam standard operating procedure (SOP). Tulisan ini bukan sebuah kritik untuk mengubah peranan dokter karena wajar dari pangkat dan golongan termasuk Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) dokter akan berbeda dari para perawat. Namun, satu hal yang harus kita cermati dengan seksama adalah bahwa sebuah nilai kesehatan dan kesembuhan sangat erat kaitannya dengan proses perawatan yang dilakukan oleh paramedis. Perawatan bukan mutlak milik para perawat melainkan seluruh komponen termasuk pasien yang harus bekerjasama untuk menghasilkan satu kualitas kesehatan yang optimal.
Semua ini akan dimulai dari kebijakan pemerintah yang mengatur standar kesehatan dan layanan kesehatan. Kemudian dilanjutkan oleh seluruh unit rumah sakit dan rumah sehat untuk menyediakan layanan kesehatan dengan perawatan yang manusiawi lagi optimal. Bisa kita perhatikan, berapa banyak rumah sakit yang halamannya indah bak taman? berapa banyak rumah sakit yang cat temboknya tidak putih? berapa banyak ruang operasi rumah sakit yang nuansanya tidak menyeramkan? atau langit-langit rumah sakit dihias dengan warna dan wallpaper yang menenangkan? bila perlu diciptakan alat injeksi untuk anak dan balita yang berwarna lucu dan ditambah aksesoris kartun, tentu akan mengurangi ketakutan bagi mereka.
Kemudian dari sisi sumber daya manusianya, berapa banyak dokter yang lulusan kedokteran yang betul-betul teruji ahli dan terampil secara keilmuan serta memiliki jiwa perawat dan penolong semulia mother theresia? Sudah menjamurkah para perawat yang mampu memberikan pelayanan yang menyejukan dan membawa kesembuhan? Moga-moga saja terus bertambah....
Kedepan perlu dipikirkan dan dikembangan bagaimana meningkatkan kualitas hospitality dari sebuah Hospital...
Semoga memberikan inspirasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H