Mohon tunggu...
Ade Arip Ardiansyah
Ade Arip Ardiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Jurnalis Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Lebih Dekat "Deep Learning" Pendekatan dalam Kurikulum Pendidikan yang Dicanangkan Mendikdasmen

15 November 2024   08:58 Diperbarui: 15 November 2024   09:10 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: adearipardiansyah8056


Integrasi kurikulum deep learning dan Kurikulum Merdeka dapat menciptakan model pendidikan yang lebih holistik. Kurikulum Merdeka dapat terus digunakan sebagai kerangka dasar, memberikan kebebasan dan fleksibilitas dalam pengajaran, sementara teknologi deep learning dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan personalisasi dan efisiensi pembelajaran. Dengan pendekatan ini, sekolah dan guru dapat memilih metode yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Penggabungan ini juga akan memungkinkan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar yang lebih kaya, mencakup aspek akademis, emosional, dan sosial, dengan dukungan teknologi yang memadai.


Dalam penerapannya, pemerintah dan pihak terkait perlu mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk kesiapan infrastruktur, pelatihan guru, serta ketersediaan perangkat teknologi yang memadai. Selain itu, pengembangan kurikulum yang berbasis deep learning juga memerlukan kolaborasi antara akademisi, praktisi teknologi, dan pembuat kebijakan untuk memastikan sistem yang dibangun dapat diakses secara merata dan adil. Tanpa perencanaan yang matang dan dukungan yang memadai, risiko peningkatan kesenjangan pendidikan antara daerah maju dan tertinggal bisa meningkat, yang tentunya bertentangan dengan tujuan utama pendidikan inklusif.


Di masa depan, kita mungkin akan melihat perkembangan lebih lanjut dalam kurikulum berbasis teknologi. Konsep seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) juga berpotensi untuk dimasukkan dalam sistem deep learning, memberikan pengalaman belajar yang lebih imersif dan menarik bagi siswa. Selain itu, perkembangan teknologi blockchain bisa digunakan untuk mencatat hasil belajar dan sertifikasi siswa dengan cara yang lebih aman dan transparan. Dengan berbagai potensi ini, pendidikan berbasis teknologi menawarkan berbagai kemungkinan yang dapat mengubah cara kita memandang pembelajaran di abad ke-21.


Namun, adopsi teknologi dalam pendidikan juga harus mempertimbangkan dampak etis dan sosial. Penerapan deep learning yang berlebihan bisa menimbulkan kekhawatiran terkait privasi data siswa, serta potensi diskriminasi algoritmik yang mungkin terjadi jika sistem tidak dirancang dengan inklusivitas yang memadai. Penting untuk menetapkan regulasi dan kebijakan yang melindungi hak siswa serta memastikan bahwa data yang digunakan untuk analisis pembelajaran dikelola dengan aman dan sesuai dengan prinsip-prinsip etika. Dengan demikian, penerapan kurikulum deep learning dapat memberikan manfaat tanpa mengorbankan hak-hak individu.


Kesimpulannya, kurikulum deep learning menawarkan banyak potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui personalisasi dan efisiensi pembelajaran. Namun, penerapan kurikulum ini bukan tanpa tantangan. Infrastruktur, pelatihan guru, dan aspek etis menjadi faktor-faktor penting yang harus diperhatikan. Meskipun belum tentu menggantikan sepenuhnya Kurikulum Merdeka,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun