Analisis ini sering digunakan dalam kasus ancaman, surat kaleng, atau penyebaran konten palsu di media sosial. Kemampuan untuk mengidentifikasi penulis dari pola linguistik telah terbukti membantu dalam memecahkan berbagai kasus kriminal.
Linguistik forensik juga digunakan untuk mendeteksi kebohongan atau ketidakkonsistenan dalam pernyataan saksi atau tersangka. Analisis ini melibatkan pemeriksaan cara seseorang menggunakan bahasa, termasuk perbedaan kecil dalam penggunaan kata-kata, struktur kalimat yang tidak biasa, atau pola penghindaran detail.Â
Teknik ini dikenal sebagai Statement Analysis dan dapat mengungkap tanda-tanda kebohongan berdasarkan cara seseorang menjelaskan suatu kejadian. Ahli linguistik forensik mempelajari bagaimana individu mungkin mencoba menutupi kebenaran dengan menghindari pernyataan langsung atau menggunakan bahasa yang lebih ambigu.
Selain dalam kasus pidana, linguistik forensik juga memainkan peran penting dalam kasus perdata. Misalnya, dalam sengketa kontrak, ahli linguistik dapat membantu menginterpretasikan arti sebenarnya dari kata-kata atau frasa yang digunakan dalam dokumen hukum.Â
Analisis semantik dan pragmatik dapat membantu pengadilan memahami maksud para pihak saat menulis kontrak tersebut. Dalam kasus pencemaran nama baik, ahli linguistik forensik dapat mengevaluasi apakah bahasa yang digunakan dalam suatu pernyataan dianggap menghina atau mencemarkan reputasi seseorang.
Perkembangan teknologi, terutama dalam bidang Natural Language Processing (NLP), telah memberikan kontribusi besar bagi linguistik forensik. Teknologi ini memungkinkan analisis otomatis pada ribuan dokumen teks untuk mengidentifikasi pola bahasa yang mencurigakan.Â
Dengan bantuan algoritma machine learning, analisis penulis dan deteksi kebohongan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat. Teknologi ini juga memungkinkan analisis suara untuk identifikasi pembicara, yang berguna dalam kasus rekaman telepon atau pesan suara yang digunakan sebagai bukti.
Meskipun linguistik forensik menawarkan banyak manfaat dalam investigasi kriminal dan perdata, bidang ini juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah variabilitas bahasa yang tinggi, terutama dalam konteks bahasa non-standar seperti slang atau bahasa daerah.
 Selain itu, dengan berkembangnya teknologi manipulasi teks, seperti deepfake untuk suara dan teks sintetis, identifikasi bahasa palsu menjadi lebih rumit. Ahli linguistik forensik harus terus mengembangkan metode baru untuk menghadapi tantangan-tantangan ini dan tetap menjaga keakuratan analisis.
Dalam era digital, linguistik forensik memainkan peran penting dalam mengatasi berbagai kejahatan siber, seperti phishing, penipuan online, dan penyebaran hoaks. Analisis bahasa dalam email phishing, misalnya, dapat membantu mengidentifikasi pola yang sering digunakan oleh pelaku untuk menipu korban.Â
Linguistik forensik juga digunakan untuk mengidentifikasi sumber asli dari pesan berantai atau konten viral yang mengandung informasi palsu. Dengan meningkatnya penggunaan komunikasi digital, keterampilan dalam analisis linguistik forensik menjadi semakin penting dalam memerangi kejahatan siber.