Mohon tunggu...
Ade Arip Ardiansyah
Ade Arip Ardiansyah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Jurnalis Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Fenomena Code-Switching di Lingkungan Multibahasa: Studi Kasus di Kalangan Mahasiswa

12 November 2024   09:01 Diperbarui: 12 November 2024   09:08 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari perspektif linguistik sosiokultural, code-switching mencerminkan dinamika sosial yang terjadi di lingkungan mahasiswa. Penggunaan bahasa yang berbeda dalam konteks sosial tertentu menunjukkan adanya perbedaan status, hubungan kekuasaan, dan afiliasi sosial. Misalnya, mahasiswa mungkin menggunakan bahasa Inggris saat berbicara dengan dosen untuk menunjukkan rasa hormat atau mengesankan kompetensi akademik. Sebaliknya, saat berbicara dengan teman sebaya, mereka mungkin lebih santai dan menggunakan campuran bahasa yang lebih informal.

Code-switching di kalangan mahasiswa juga berkontribusi pada pengembangan bahasa baru atau gaya bahasa yang lebih fleksibel. Penggunaan istilah campuran atau frasa baru yang menggabungkan elemen dari dua bahasa menciptakan bentuk bahasa yang unik, mencerminkan kreativitas linguistik. Fenomena ini dapat memengaruhi perkembangan bahasa Indonesia di masa depan, terutama dalam memperkaya kosakata dan ekspresi sehari-hari. Di sisi lain, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang "kemurnian" bahasa, terutama dari kalangan yang konservatif terhadap perubahan bahasa.

Dalam studi kasus di kampus multibahasa, ditemukan bahwa mahasiswa lebih sering menggunakan code-switching saat berbicara dengan teman dari latar belakang linguistik yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran linguistik yang tinggi dan kemampuan adaptasi terhadap situasi sosial yang beragam. Mahasiswa yang berasal dari daerah dengan bahasa lokal yang kuat sering kali menyisipkan kata atau frasa dari bahasa daerah mereka, sementara mahasiswa dari perkotaan lebih sering menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris secara bergantian.

Fenomena code-switching di kalangan mahasiswa mencerminkan kompleksitas dan dinamika lingkungan multibahasa di Indonesia. Praktik ini bukan hanya menunjukkan kemampuan bilingual atau multilingual, tetapi juga menjadi alat penting dalam komunikasi sosial, akademik, dan budaya. Melalui code-switching, mahasiswa dapat mengekspresikan identitas, menavigasi interaksi sosial, dan beradaptasi dengan konteks yang beragam. Penelitian lebih lanjut dapat mengeksplorasi bagaimana perubahan sosial dan teknologi akan terus memengaruhi praktik code-switching di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun