Hanya saja, lingkup saling kirim hampersnya tidak seluas seperti sekarang. LIngkup saling kirim hampers jelang Ramadhan terjadi antar tetangga dan antar keluarga dekat saja. Biasanya saling kirim sembako atau lauk matang dengan harapan keduanya atau salah satunya bisa dimakan untuk sahur atau berbuka.
Tradisi saling kirim hampers berupa sembako atau lauk matang ini, didasari oleh semangat agama Islam. Yaitu,Â
Memberi makan untuk orang berbuka puasa amat besar pahalanya. Rasulullah SAW bersabda seperti diriwayatkan Imam Tirmidzi: "Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun." (HR. Imam Tirmidzi No. 807)
Jadi jangan heran jika jaman dahulu, orang tua kita sering sekali meminta kita untuk mengirim makanan untuk tetangga di kiri kanan rumah yang kita tahu beragama Islam. Atau mengajak kita untuk bersilaturahmi ke rumah keluarga dekat sambil membawa paket hampers sembako atau lauk matang.Â
Jadi silaturahmi sambil meminta maaf karena akan memasuki bulan Ramadhan tercapai, niat untuk bisa memberi makan orang yang berpuasa pun tercapai.Â
Karena sembako atau lauk matang yang dikirm tersebut, karena diberikan di bulan Ramadhan maka otomatis akan dikonsumsi mungkin untuk berbuka atau makan sahur.
Sedangkan hampers di penghujung Ramadhan, biasanya diberikan dalam bentuk Parcel. Dan bisnis parcel pun langsung jadi booming. Ada satu jalan di Jakarta Selatan, yaitu Jalan Samali di wilayah Pasar Minggu, sepanjang jalan isinya adalah rumah-rumah yang menjual aneka macam parcel buat pemberian ucapan selamat Idul Fitri.Â
Pada era Presiden Soesilo Bambang Yudoyono, yaitu ketika lembaga KPK baru saja dikukuhkan sebagai lembaga anti korupsi di Indonesia, ada peraturan bahwa semua pejabat negara dilarang menerima hadiah yang bernilai di atas Rp500.000.Â
Kecuali jika si pejabat mau melaporkan hadiah tersebut sebagai murni hadiah ke KPK. Nah, mulai deh bisnis parcel mengalami penurunan omset dan perlahan mulai redup dari tahun ke tahun. Nggak heran sih karena memang Parcel yang diberikan itu sering diberikan karena ada udang di balik batu dari pemberinya bagi para pejabat.Â
Cerita dari temanku, jadi selain parcel sering diselipkan juga amplop cash di dalamnya. Â Jadi, akhirnya Parcel lebaran itu dicurigai sebagai bentuk lain dari gratifikasi dengan tujuan untuk menjalin kolusi tertentu.