Mohon tunggu...
ade anita
ade anita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, blogger

ibu rumah tangga yang suka menulis dan berkebun serta menonton drama silat china.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Apa dengan Profesi Dokter dan IDI

4 April 2022   10:52 Diperbarui: 4 April 2022   11:53 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, ceritanya Putriku saat ini ada yang jadi mahasiswa fakultas kedokteran. Sekarang dia sedang menjalani tugas sebagai KOAS sih.  Yaitu dokter muda yang ditugaskan untuk magang di berbagai  bidang ilmu kedokteran yang berbeda-beda selama beberapa waktu.

Seperti magang di departemen penyakit dalam, atau departemen penyakit kandungan, dan sebagainya. Magangnya dokter muda tuh, mereka ditugaskan untuk mendampingi dokter senior ketika sedang menangani pasien di rumah sakit; pasien yang sesungguhnya, dan ketika mendampingi dokter senior tersebut mereka harus bisa mempelajari cara kerja pengobatan seperti yang dilakukan oleh dokter seniornya.

Di tulisan saya tertulis kata "pasien yang sesungguhnya", tentu kalian ingin bertanya memangnya ada pasien yang tidak sesungguhnya? Ya, ada. Ketika anakku masih jadi mahasiswi, dia pernah diminta untuk membuat laporan tentang pemeriksaan terhadap seorang pasien yang tidak sesungguhnya. Yaitu pasien yang sebenarnya adalah orang sehat, tapi diminta untuk berpura-pura sakit tertentu (tentu sebelumnya sudah dibriefing dulu oleh kampus FK). Nah, lalu anakku mulai belajar untuk melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap pasien (tidak sesungguhnya) ini. 

Nah, ketika menjadi KOAS, tentu saja yang dihadapi oleh anakku adalah pasien sesungguhnya. Yaitu pasien yang menderita suatu penyakit yang sesungguhnya. Untuk bisa mengobati secara langsung, sebagai dokter muda, hal ini dilarang. Karena, kedokteran adalah wilayah dimana meyangkut hidup mati seseorang. Jadi, tidak boleh coba-coba atau main-main. Itu sebabnya harus ada dokter senior yang lebih berpengalaman untuk menangani pasien sesungguhnya ini. Anakku mendampingi dokter senior tersebut.

Misalnya, ketika anakku bercerita ketika tengah malam, Unit Gawat Darurat kedatangan seorang pasien yang tangannya terlindas mesin pres kertas karena dia bekerja di bagian percetakan kartu undangan. Anakku bercerita, betapa mengerikannya hingga dia kontan merasa ngilu dan merinding melihat bentuk tangan yang tertindih benda dengan panas yang tinggi.

"Bu, aku ngilu sendiri lihat tangan pasienku yang meleleh. Benar-benar meleleh kayak ice cream kena panas, kecampur semua kulit, daging, tulangnya. Jadi seakan itu tuh bukan tangan manusia tapi tangan manekin yang kebakaran api. Meleleh gitu."

"Kamu panik nggak?"

"Panik sih nggak. Cuma aku bengong sesaat. Shock aku, nggak nyangka bahwa tangan manusia bisa sehancur gitu. Meleleh bu, meleleh. Tapi langsung disenggol ama dokterku jadi langsung lari sana sini buat bantu penyelamatan."

Nah, tugas koas dalam hal ini adalah membantu dokter senior melakukan bantuan. Dan harus patuh atas apapun yang diperintah oleh dokter senior untuk mengobati pengobatan pasien. Seperti harus ambil obat di lantai dua dengan langkah berlari, sementara ruang UGD ada di lantai satu misalnya. Atau harus menahan punggung pasien agar pasien posisinya tidak berubah selama 3 jam! 

"Aku berdiri bu, dari jam 7 sampai jam 10 nahan punggung pasien supaya posisi punggung pasien tidak berubah karena kalau berubah khawatirnya detak jantung bayi di dalam kandungan pasien jadi hilang dari pantauan."

"Kuat nak nahan sampai 3 jam gitu? Non stop? Separuh bungkuk berarti posisimu karena nahan pakai dua telapak tangan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun