Mohon tunggu...
ade anita
ade anita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, blogger

ibu rumah tangga yang suka menulis dan berkebun serta menonton drama silat china.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ayo Kenali Gejala Varian Omicron

20 Februari 2022   08:42 Diperbarui: 20 Februari 2022   08:45 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal Februari 2022, aku merasa sesuatu yang tidak biasa dengan kondisi tubuhku. Sejak pertengahan bulan Januari aku memang mengalami kondisi terserang pilek yang berkepanjangan. 

Pilek, bersin dan itu terjadi selama beberapa hari. Bahkan sempat aku dan suami memutuskan untuk pisah tempat tidur. Suami tidur bentang kasur di lantai di bawah tempat tidurku, dan aku tidur di atas ranjang sendirian. Hal ini karena aku tidak ingin suamiku tertular pilek hebat yang aku alami.

Tissue sampai habis dalam waktu 2 hari saja. Dan ujung hidung mulai terasa akan lecet karena terlalu sering gerakan menyeka hidung yang berlendir.

Beberapa orang untuk flu yang dijual bebas di warung pun aku minum. Seperti Decolgen. Tapi yang ini aku sendiri kurang cocok. Jantungku jadi berdebar-debar. Jadi aku ganti dengan Panadol Cold and Flu, yang bungkusnya berwarna hijau. Tapi ini pun tidak mempan. Akhirnya, aku membeli Rhinos. Agak susah membelinya karena obat ini tidak dijual bebas. Harus dengan resep dokter. Alhamdulillahnya ada apotik online yang menjualnya tanpa harus menyertakan resep dokter. Pilekku rada mendingan. 

Akhir bulan Januari, tepatnya tanggal 30 Januari 2022, aku menghadiri acara arisan keluarga besar. Di dalamnya selain acara makan-makan dan ngobrol, ada juga acara tebak-tebakan berhadiah. Jadi, semua orang dilempari sebuah tebak-tebakan dengan pertanyaan seputar keluarga besar, siapa yang bisa menjawab akan diberi hadiah. Acaranya sampai sore.

Hari seninnya, yaitu tanggal 31 Januari. aku mulai merasa pusing dan pilek yang sudah mereda beberapa hari karena mengkonsumsi Rhinos, tiba-tiba muncul lagi. Tapi kali ini bukan dengan cara hidung meler. Tapi dengan cara hidung tersumbat. Juga disertai dengan rasa gatal di tenggorokan dan rasa panas di tenggorokan ke arah dada (cabang paru-paru) sebelah atas jika kebetulan aku bersin atau batuk.

Ya. Batuk kering mulai terasa dan itu benar-benar tidak enak sekali rasanya. 

Setiap malam, aku merasa tenggorokanku benar-benar kering sekali. Begitu kering hingga rasanya seperti tercekik. Susah bernafas dan jika kita paksa menarik nafas panjang, maka yang muncul malah rasa sakit dan panas di tenggorokan ke arah cabang paru-paru.  Suhu badanku masih normal. Tidak demam. 

Mulai ada rasa khawatir mengingat aku dengar di berita bahwa saat ini Varian Omicron sedang melanda Indonesia dan sedang menuju puncak pandemi di pertengahan bulan Februari nanti. 

Wah. Apa aku kena Omicron ya?

Dengan inisiatif sendiri, aku mulai meraih sesuatu yang wangi dan menciumnya. Alhamdulillah penciumanku masih berfungsi dengan baik. Aku juga masih bisa memasak untuk keluargaku karena indra perasaku masih berfungsi dengan baik untuk sekedar mencicipi apakah masakan yang aku buat kurang bumbu atau tidak. Karena kedua indra ku ini berfungsi dengan baik, maka aku pun sedikit santai. 

Tapi, rasa pusing setiap hari  dan setiap malam senantiasa hadir. Semula aku pikir karena aku kurang tidur akibat rasa kering di tenggorokan yang sepanjang malam membuatku selalu ingin minum meski hanya beberapa teguk.  Dua atau tiga teguk tapi sering, mungkin setiap sepuluh menit sekali. Hasilnya, aku bolak-balik harus ke kamar mandi untuk buang air kecil. Keringat pun selalu membanjiri pakaianku. Hanya cuci piring saja, tapi keringat yang muncul laksana aku sedang naik ke puncak gunung sambil menggotong kulkas dua pintu. Hanya memasak saja, keringat membasahi baju seakan aku baru selesai menyikat genteng rumah dari depan belakang lalu keliling rumah. Itu tuh gambaran saking banyaknya keringat yang muncul.

Nafasku juga jadi pendek dan cepat sekali merasa kelelahan. 

Selesai masak, aku harus duduk dulu. Minum air putih, lalu mengatur nafas sambil kipas-kipas karena nafas terengah-engah dan keringat membasahi pakaian. Aku pikir, karena keringat keluarnya sudah amat lebay maka aku pun cepat merasa lelah. Lalu aku berpikir lagi kenapa keringat bisa lebay begini? Dan berpikir positif, "Oh, mungkin karena aku banyak minum akibat dari sakit tenggorokan yang mengganggu."

Yap. Rasa kering di tenggorokan belum juga sembuh.  Lalu makin lama, karena kurang tidur yang parah akibat bolak balik harus minum dan harus ke toilet untuk buang air kecil, tekanan darahku mulai beranjak naik setiap harinya. Dan rasa pusing di kepala kini hadir setiap saat. Benar-benar mengganggu sekali. 

Tanggal 3 februari 2022, sendi-sendi mulai terasa pegal dan linu-linu. Punggung terasa mau patah. Pinggang juga. Ah. TIdak enak sekali. Lalu, mungkin karena mendengar aku mengeluh maka suami berniat untuk membantu memijat pinggang dan punggungku. Tapi, ternyata permukaan kulit malah terasa sakit jika tersentuh. Rasanya seperti ada luka goresan di seluruh permukaan kulit yang jika disentuh terasa perih. Akhirnya. daripada merasa perih, aku memilih untuk merasakan rasa pegal dan linu di seluruh tubuh.

Tanggal 4 Februari 2022, aku sudah tidak tahan lagi. Pilek, pusing, sendi-sendi badan pada ngilu semua, kulit punggung dan pinggang, serta lengan terasa sakit jika disentuh, batuk kering yang mulai samakin membakar dada rasanya, sesak nafas, dan tenggorokan yang selalu terasa kering. Suaraku pun mulai berubah. Mulai sulit untuk berkata-kata. Tapi, jika ke rumah sakit aku takut ditolak. Karena tidak semua rumah sakit menerima pasien covid. Jika aku terditeksi menderita covid lalu ditolak oleh rumah sakit, gimana coba? Untuk mendapat kepastian apakah aku mendapat covid atau tidak harus test antigen. Jadi, aku pun melakukan test antigen. Dan hasilnya, ternyata benar, aku positif covid 19. Pertanyaannya, varian COvid 19 yang mana nih yang aku alami?

Kenali Gejala Varian Omicron

Dari pengalamanku sakit kemarin, sekaligus hasil membaca berbagai sumber, aku merangkum gejala varian Omicron adalah sebagai berikut (dalam infografik).

Nah, itulah gejala dari varian Omicron. Jadi, berbeda dengan varian Delta dan Alpha, varian Omicron kita masih bisa mencium dan mencecap rasa dengan baik.  Memang mirip Flu biasa, bedanya hanya rasa kering yang teramat sangat di tenggorokan, dan juga rasa sakit-sakit di seluruh anggota badan. Ngilu, pegal, kesemutan, dan permukaan kulit yang terasa sakit jika disentuh. 

Semoga kita semua senantiasa sehat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun