Mohon tunggu...
Ade Darma
Ade Darma Mohon Tunggu... wiraswasta -

Wira Usahawan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jawaban Anies di Mata Najwa Membungkam Mahfud MD

29 Mei 2014   04:52 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:00 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mata Najwa malam ini mengangkat topik yang benar-benar panas yaitu tentang dukungan tokoh-tokoh penting terhadap dua kubu capres cawapres yang sedang bertarung, kubu Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta. Tokoh penting yang saya maksud adalah Anies Baswedan sebagai pendukung Jokowi JK dan Mahfud MD sebagai pendukung Prabowo Hatta. Keduanya adalah nama yang akan sangat berpengaruh dalam membentuk opini masyarakat terhadap sosok Capres 2014 yang dianggap lebih kredibel terutama dimata intelektual.

Anies Baswedan adalah salah seorang intelektual muda yang menjadi peserta konvensi Capres Partai Demokrat beberapa waktu lalu dan menduduki rangking ke 3 dari sebelas peserta. Meskipun di rangking ke-3 pencapainya bisa dianggap paling menonjol karena dia adalah satu-satunya peserta konvensi yang berasal dari diluar lingkungan Partai Demokrat dan pemerintahan SBY. Lain halnya dengan Dahlan Iskan yang ada diperingkat satu yang masih menjabat sebagai Meneg BUMN dan Pramono Edhie di peringkat kedua yang adalah adik ipar dari SBY. Kedua Nama yang masih berada di lingkaran SBY tersebut menurut saya lebih banyak mendapat support secara tidak langsung dari kubu Demokrat sehingga pencapaianya di konvensi bisa dianggap tidak murni.

Pada sesi pembukaan acara Mata Najwa, Najwa Shihab langsung tancap gas dengan pertanyaan-pertanyaan tajam yang mengorek langsung isi hati dan pikiran Anies dan Mahfud. Disini saya ingin sharing mengenai jawaban-jawaban Anies yang briliant dan sangat argumentatif yang mengakibatkan Najwa Shihab yang biasanya cukup sadis membantai para nara sumbernya dengan pertanyaan-pertanyaan kritis yang sulit dijawab dengan sekedar apologi tanpa argumen yang kuat.

Inilah beberapa pertanyaan penting kepada Anies:

Najwa:  Mengapa anda memilih mendukung Jokowi JK, apakah karena visi misinya menurut anda lebih baik dari Prabowo Hatta.

Anies:  Saya mendukung Jokowi-JK bukan karena Visi Misinya karena visi misi kedua capres hampir sama saja. Saya melihat Jokowi-JK lebih mampu dalam membuat terobosan dalam bekerja, saya melihatnya dari rekam jejaknya selama Jokowi jadi Walikota dan Gubernur, dan JK ketika jadi Wapres. Dan relatif tidak punya beban masalah di masa lalunya.

Najwa: Apakah Visi misi Capres anda anggap tidak penting.

Anies:  Tentu saja penting, namun pada konteks permasalahan Indonesia saat ini yang masih banyak persoalan mendasar dibidang pangan, pertanian, pendidikan, lapangan pekerjaan, pemerataan, kesenjangan ekonomi, bicara sekedar Visi misi tidak terlalu relevan dan terlalu normatif untuk menilai kemampuan seorang Capres. Lain halnya di negara maju yang persoalan dasar tersebut sudah teratasi. Terobosan dan kesungguhan lebih penting untuk Indonesia saat ini. Dan pada Jokowi-JK saya melihat itu.

Najwa: Anda mendukung Jokowi-JK apakah berharap mendapatkan atau dijanjikan jabatan di kabinetnya nanti.

Anies: Kalau saya mengharapkan jabatan, hitungannya lebih aman kalau saya di posisi netral karena siapapun yang jadi saya masih punya kesempatan. Tapi saya punya prinsip bahwa saya harus berbuat, saya harus memiliki sikap. Inilah kontribusi yang saya lakukan pada masyarakat. Jika saya netral berarti tidak berbuat apa-apa.

Itulah kurang lebih jawaban Anies Baswedan yang mengunci pertanyaan-pertanyaan Najwa Shihab dan membuat Mahfud MD jadi hanya kelihatan sebagai curhat seseorang  yang memendam kekecewaan karena ambisi yang tidak tercapai.

Sesi berikutnya yang menghadirkan Fadli Zon Cs. saya sudah tidak tertarik mengikuti dan saya tinggalkan untuk menulis ini, karena bisa dipastikan tidak ada yang baru yang akan disampaikan Fadli Zon. Malah mungkin Najwa akan kewalahan menengahi debat kusir.

Selamat Malam,

Ade Darma

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun