“Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya.” (QS:Al-Anbiya:84).
“Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” (QS:Al-Kahfi:39).
Lalu bila mereka kelak nanti putra-putri orang tua ini menjadi seorang pilot yang cerdas dan bekerja di sebuah airlines penerbangan, adalah sosok pilot yang senantisa mengatakan menasehati (mengingatkan) kepada para penumpangnya bahwa yang memberikan keselamatan dalam perjalanan udara dengan pesawat terbang sampai di tempat tujuan hanya Allah swt. Maka pilot akan meminta lewat pengeras suara agar para penumpang berdoa terlebih dahulu kepada Allah Swt memohon perlindungan keselamatan dalam perjalanan kali ini sebelum ground take off keberangkatan. Sejatinya perlindungan keselamatan dalam suatu perjalanan hanyalah milik Allah swt semata.
Allah Ta’Ala berfirman:
“Dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu tunggangi. Supaya kamu duduk diatas punggungnya kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk diatasnya dan supaya kamu mengucapkan “Maha Suci Tuhan yang telah menundukan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.” (QS:Az Zukhruf:12-13).
“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya.” (QS:Az-Zumar:36).
“Dan apakah kamu tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah..” (QS:Al Mulk:19).
Lalu bila mereka kelak nanti putra-putri orang tua ini menjadi seorang presiden maka tanggung jawabnya akan lebih luas dikarenakan substansi tanggung jawab seorang presiden sangatlah besar. Menjadi seorang presiden bukanlah hanya menjadi sosok atau simbol negara pemerintahan saja tetapi hakekat sejatinya dia adalah seorang imam atau pemimpin umat Islam (mukmin).
Berpidato resmi kenegaraan kepada seluruh rakyat tidak hanya pidato mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan atau perbaikan dalam hal ekonomi, hukum, sosial politik ini semua penting namun tidak kalah pentingnya yaitu pembangunan atau perbaikan dalam hal kemurniaan keyakinan kekokohan tauhid kepada Allah swt dengan senantiasa mengingatkan dan mengajak kepada seluruh umat rakyat negeri agar bulat yakin percaya bahwasannya “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung”. Merupakan kewajiban seorang muslim ke muslim yang lainnya adalah saling nasehat menasehati dan mengajak mengingatkan agar hati (iman) bulat utuh percaya yakin-seyakin yakinnya kepada Allah swt, dan seorang presiden mempunyai kesempatan yang sangat baik dikarenakan pidato kenegaraan biasanya di liput oleh begitu banyak media massa elektronik maupun cetak yang akhirnya dapat dilihat, didengar, dan dibaca oleh jutaan umat rakyatnya.
Allah Ta’Ala berfirman:
“Demi waktu (masa).” (QS:Al-Ashr:1)
“Sessungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.” (QS:Al-Ashr:2)
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan nesehat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nesehat menasihati supaya menetapi kesabaran.”(QS:Al-Ashr:3)