Bagi anak usia dini yang berada pada fase Fondasi, kegiatan membaca menjadi sebuah hal yang menjadi permasalahan. Sudah lama perihal membaca ini menjadi sesuatu dilema yang lumayan membuat para Guru di PAUD sedikit agak khawatir. Bagaimana hal ini bisa menjadi sebuah dilema?
Anak usia dini adalah individu terkenal dengan perawakan mungil dan lucu. Mereka lebih senang bermain dan hampir sebagian waktunya dihabiskan untuk bermain. Setiap hal yang dilihat bisa dijadikan sebuah permainan menarik bagi individu mungil ini. Permainan yang diciptakan secara spontan dengan bahan yang ada membuat anak kaya akan pengalaman. Dari sanalah muncul jiwa kreativitas dan melatih nalar berpikir kritisnya mulai berkembang. Anak yang memiliki bakat eksplorasi akan berusaha membuat bahan-bahan yang ditemukan di sekitarnya menjadi sesuatu bahan mainan baru baginya.
Pernahkah Anda melihat seorang anak secara spontan mengambil sebuah kardus bekas sepatu dan mulai bercerita tentang mobil, pesawat dan bentuk lainnya? Anak tersebut sedang berimajinasi jika kardus bekas sepatu itu bisa digunakan untuk berkreativitas. Anak kreatif ini sedang belajar mengungkapkan ide untuk membuat sebuah media. Lalu anak berbakat ini mulai mencari alat dan bahan yang akan digunakannya. Sebagai orang dewasa yang berada dekat dengannya apa yang akan dilakukan?
Apakah akan membiarkan dengan celotehan spontannya?
Apa hanya menanggapi omongannya dengan sepintas lalu?
Atau membantu menemaninya mewujudkan ide dadakan yang muncul tiba-tiba itu?
Ya, begitulah dunia anak sulit untuk ditebak. Padahal awalnya anak tersebut sedang belajar untuk membaca dan menulis. Baru beberapa menit belajar menulis tentang pengenalan huruf besar dan huruf kecil, Ia mulai mengalihkan suasana dengan bercerita yang membuat kegiatan belajar terhenti sejenak. "Kenapa harus menulis di dalam garis?" celotehnya.Â
"Agar belajar rapi dan enak dilihat".Â
"Ooooo.. begitu".
Lain halnya jika Ia melakukan kegiatan berhitung. Dengan bersemangat dan lancar bisa menyelesaikan soal berhitung mundur dengan menulis deretan angka-angka. Memang ada kalanya Ia menulis angka "6" terbalik arahnya dan dengan cepat mau menulis ulang angka "6" dengan posisi yang benar. Latihan menulis angka adalah bagian dari tahapan anak mengenal numerasi.
"Udah, dong... Aku mau bermain!"