Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Siuman Pascakrisis Ide

29 Desember 2023   23:54 Diperbarui: 30 Desember 2023   00:05 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Penunjuk waktu terus saja berputar tanpa mengenal lelah dan tidak ada kata untuk berhenti sejenak sekadar beristirahat. Di beranda medsos mulai bermunculan status para warga yang sedang menikmati liburannya bersama keluarga. 

Jalanan penuh sesak oleh ribuan antrean kendaraan yang menuju tempat wisata atau sekadar lewat memanaskan kendaraan yang siuman  selama ini hanya menjadi pajangan di garasi rumah gegara lebih memilih kendaraan umum yang kini pesonanya luar biasa. 

Lebih lucunya ada yang menuliskan dan mengunggah di beranda medsos mereka tentang rute perjalanan liburannya yang hanya bekutat dari ruang tidur, menuju persinggahan pertama meja makan, persinggahan kedua ruang keluarga, persinggahan ketiga dapur, dan persinggahan lainnya hingga yang dituju adalah teras rumah untuk mengangkat jemuran. 

Begitulah beberapa status yang sempat berseliweran di beranda yang membuat meriahnya suasana liburan di akhir tahun ini. Apa nih, ide liburan yang bisa dijadikan bahan obrolan nanti saat kembali pada rutinitas kerja?

Apa pun situasi dan kondisi di akhir tahun semua harus disyukuri dan dijadikan sebagai momen kebersamaan berkumpul dengan orang-orang tercinta. Liburan ini bisa beraktivitas menghabiskan waktu dengan mencari hiburan baik yang berbayar atau pun beraktivitas di rumah aja. 

Pascakrisis aktivitas yang banyak menyita waktu kebersamaan bersama keluarga, di musim liburan ini bisa menjadi ajang saling berbagi cerita para anggota keluarga yang juga memiliki kesibukan masing-masing. 

Banyak kegiatan yang bisa dilakukan selama liburan dari sekadar membereskan rumah, olah raga pagi lebih rutin, jalan-jalan di seputar rumah sembari menyapa para tetangga yang jarang bertemu dan bercengkerama bukan menggosipkan sesuatu. 

Sebagai seorang Guru PAUD yang kesehariannya sebagian waktu berada di lingkungan sekolah dengan ragam aktivitas dari menyiapkan media, menyambut kedatangan siswa, berkutat dengan tugas tambahan di luar tugas utama mengurus serangkaian laporan yang membutuhkan konsentrasi tingkat dewa momen liburan adalah hal yang ditunggu-tunggu. Guru juga manusia biasa terlebih memiliki tugas tambahan yang terkadang banyak membuat adrenalin melonjak-lonjak jika sedang diburu waktu.

Siuman pascakrisis ide adalah sesuatu hal yang membuat adrenalin mulai bekerja kembali untuk berusaha merangkai kata menjadi sebuah tulisan yang bisa dibaca dan bernilai.

 Lintasan bagaimana awal tertarik pada dunia kepenulisan yang begitu mencandu dan membuat berbeda bukan sekadar menjadi Guru biasa, tetapi Guru Penulis yang  membuat apa pun aktivitas keseharian bisa dibuat sebagai sumber ide tulisannya. 

Sembari mengerjakan rangkaian tugas sebagai ketua kelompok belajar karena mendapat amanah tambahan di Program Sekolah Penggerak tahun ini yang penuh dinamika membuat diri seperti Pelari Estafet yang terus berkejaran mengerjakan dari satu tugas ke tugas berikutnya. 

Kebuntuan menulis itulah yang dirasakan selama menjalankan tugas di tahun pertama Program Sekolah Penggerak ini. Berawal di tahun sebelumnya mengikuti serangkaian tes hingga pengukuhan sebagai tim PSP Angkatan 3 bukanlah perjalanan yang mudah untuk berbagi waktu. Seharusnya tidak ada kata untuk berhenti menulis jika memang telah berazam sebagai seorang Guru Penulis. 

Salut pada Om Jay Guru Blogger salah satu pendiri KBMN PGRI. Sebelum saya mengikuti PSP ini sempat meluangkan waktu membaca kisahnya sebagai Guru Penggerak. 

Om Jay dan beberapa Guru yang tergabung dalam komunitas Penulis PGRI yang terus aktif menulis disela aktivitas Guru Penggerak nya. Mereka masih bisa menuliskan kisah dan tulisannya begitu menginspirasi. 

Meskipun sedang tidur tidak aktif menulis, sesekali ada beberapa artikel  terkait dengan Guru Penggerak dan artikel seputar Kurikulum Merdeka yang sempat dibaca manakala hati sedang tidak baik-baik saja gegara kehabisan ide menulis.

Keinginan untuk menulis seperti mereka sepertinya kurang kuat sehingga perlahan niat itu meredup. Siuman pascakrisis ide ternyata sudah berlangsung sangat lama. 

Hampir satu tahun tidak menulis membuat jiwa ini seperti orang yang kehausan. Ide-ide di kepala nyaris lenyap meninggalkan memori karena pikirannya tidak bisa berbagi dengan rutinitas PSP di tahun pertama ini. Dinamika sebagai Sekolah Penggerak membuat hati dan pikiran terkuras tidak bisa berbagi dengan kegiatan menulis.

Padahal di dalam kegiatan Sekolah Penggerak hampir semua kegiatan berurusan dengan kepenulisan. Hobi menulis di blog pribadi dan blog Kompasiana ini pada akhirnya meredup tenggelam oleh tulisan-tulisan yang harus dibuat untuk urusan administrasi Sekolah Penggerak.

Euforia Program Sekolah Penggerak di tahun pertama ini membuat ide-ide menulis di blog hanya sekadar mimpi. Siuman pascakrisis ide ini di akhir tahun membuat jiwa ini kembali menemukan warna. 

Sebagai Penulis yang juga seorang Guru harusnya bisa terus berkarya dan bukan mencari alasan pembenaran untuk tidak menulis. Menulislah tanpa lelah dan jangan ada istilah untuk kebuntuan ide menulis karena apa pun momennya bisa dijadikan sebagai ide tulisan. 

Momen akhir tahun ini sebagai refleksi diri apakah memang ingin menjadi Guru Penulis atau Guru biasa yang hobi menulis? Menyemangati diri manakala sedang mengalami kebuntuan ide hingga siuman pascakrisis ide butuh niat dan motivasi sehingga bisa berkarya kembali. 

Terima kasih tahun 2023 yang sudah membersamai dengan pengalaman baru sebagai bagian Sekolah Penggerak. Semoga di tahun 2024 nanti yang tinggal beberapa hari menjelang, bisa membagi waktu di Program Sekolah Penggerak tahun kedua dengan aktivitas menulis di blog. Semangat duhai diri!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun