Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Vini, Vidi, Vici Melatih Mental Anak

2 Desember 2022   00:25 Diperbarui: 2 Desember 2022   00:33 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa kanak-kanak itu adalah sebuah periode perkembangan yang membuat seseorang akan terus mengingatnya. Kenangan manis yang membuat seorang anak berkesan pada saat mengalami suatu peristiwa menyenangkan  akan terus tersimpan di dalam memori yang terdalam.

Begitu juga dengan kenangan yang buruk akan menjadi sebuah trauma yang akan mengintai kehidupannya hingga masa dewasa jika tidak segera tertangani oleh ahlinya. 

Dunia anak itu apa adanya mereka akan berbicara tanpa kebohongan. Mereka pun tampil apa adanya dengan segala kepolosan yang menjadi firahnya. Jika pun mereka berkata berbohong putih dalam artian saat bercerita seakan-akan bohong-bohongan mengalami peristiwa tertentu padahal itu khayalannya semata. Bisa jadi bohong putihnya itu karena ia memiliki teman fantasi atau imajinasi yang membuat anak seperti berbicara sendiri. 

Anak yang di masa kecilnya merasakan kebahagiaan dan mendapatkan kasih sayang dari orang-orang di sekitar yang mendukung segala kegiatan positifnya akan menjadi landasan bagi anak untuk berprestasi. Anak berprestasi salah satu penyebabnya karena ia merasa bahagia untuk melakukan sesuatu yang membuat Orang tua bangga akan keberhasilannya. 

Sebagai Orang tua yang bijak hendaknya memberikan fasilitas yang membuat prestasi anak terasah dan mengarahkan anak untuk berkembang optimal dalam proses belajarnya. 

Orang tua tidak banyak menuntut agar anak berprestasi, tetapi mengarahkan dan mendukung segala kegiatan yang bersifat positif bagi perkembangan belajar anak. 

Hal yang dapat dilakukan Orang tua untuk melejitkan potensi diri anak salah satunya memberikan motivasi pada anak untuk aktif berkegiatan di sekolah. Mendorong mengikuti kegiatan ekstra kurikuler tertentu sesuai bakat dan minatnya adalah salah satu upaya Orang tua untuk melatih mental anak. Pada saat anak mengikuti suatu kegiatan ekstra kurikuler di sekolah akan membuat mental anak terlatih untuk bisa menerima pemahaman Vini, Vidi, Vici. 

Vini, Vidi, Vici adalah sebuah ungkapan yang bermakna, "Saya datang, Saya lihat dan Saya menang". 

Ungkapan ini penuh arti yang sangat luas. Melatih mental anak dengan ungkapan ini bisa menjadi motivasi ekstrinsik dari Orang tua atau pun Guru sebagai Pendamping atau Pelatih. Pemberian motivasi bahwa akan mendapatkan sebuah hadiah kemenangan atas segala upaya dari perjuangannya berlatih sungguh-sungguh untuk suatu perlombaan yang diikutinya. 

Namun, menjadi Pemenang dalam sebuah ajang kompetisi bukanlah suatu tujuan utamanya. melatih mental anak untuk berani tampil itulah tujuannya dan perihal kemenangan adalah sebuah bonus dari kegigihan dalam berlatih. ungkapan Vini, Vidi, Vici menyiapkan mental anak menjadi pemenang. 

Anak juga harus diberikan pemahaman jika dalam sebuah kompetisi pasti ada dua kemungkinan yaitu, Menang-Kalah. Melatih mental anak untuk siap menang dan siap kalah itu juga hal yang harus menjadi perhatian Orang tua dan Guru dalam memberikan pemahaman pada anak agar jika mendapat kemenangan tidak jemawa. Sebaliknya jika anak mengalami kegagalan dalam sebuah kompetisi tidak sebagai Juara mentalnya tidak rapuh. 

Hari Rabu, 30 November 2022 adalah suatu peristiwa yang menjadi titik awal para sobat kecil ku mulai tampil di muka umum. Setelah hampir satu bulan intens mereka berlatih untuk persiapan mengikuti kegiatan Gebyar Porseni tingkat kecamatan. Ada berbagai jenis perlombaan yang dilombakan di antaranya Lomba Menari, Lomba Menyanyi, Lomba Ketangkasan Simpai, Lomba Gerak Jalan, dan Lomba Mewarnai. 

Aku ditunjuk menjadi Pelatih grup Menyanyi padahal suara ku tidak sebagus para Diva tetapi tidak juga membuat telinga mendadak kesakitan manakala aku bersuara. Hii..hii..

Upaya yang kami lakukan bersama setiap pagi berlatih melafalkan bait lagu yang menjadi lagu wajib dalam kompetisi dan sebuah lagu pilihan. Tak mudah mengkondisikan beberapa anak yang dipilih sebagai tim menyanyi. Mereka adalah pribadi-pribadi unik yang memiliki perbedaan perkembangan emosional yang beragam. Ada yang energetik, ada yang fokus saat latihan, ada yang drama saat berlatih, ada juga yang hanya mengikuti gerakan tanpa bersuara. 

Selama hampir satu bulan keempat belas siswa menjalani latihan untuk kesiapan mental saat tampil di muka umum. Ada saja Orang tua yang mengabadikan momen latihan mereka karena memang arena latihan dilakukan di sebuah panggung mini di selasar sekolah. Orang tua yang menyaksikan bagaimana proses latihan hanya bisa geleng-geleng kepala. Sabar..sabar..sabar.. Sembari senyum sendiri dengan mengelus dada. 

Mereka masih kanak-kanak dan belum bisa untuk disiplin sebagaimana anak usia Sekolah Dasar yang jika sedang berlatih bisa serius. Ada saja tingkah polah mereka yang membuat suasana latihan menjadi berwarna. Dinamika latihan setiap hari untuk melatih mental mereka dan ungkapan Vini, Vidi, Vici merupakan penyemangat bagi mereka untuk semangat latihan. 

Mereka selalu membayangkan akan mendapatkan sebuah Piala Kemenangan yang tinggi dan besar. Bahkan jika ada teman lainnya yang tidak fokus saat latihan mereka berseloroh, "nanti enggak dapat Piala yang besar, loh!"

Begitulah mereka yang penuh warna cerita di saat menjalani proses latihan hingga hari "H" kompetisi akan digelar, ada cerita lagi yang mendadak tidak diprediksi. Perjalanan menuju lokasi lomba cukup padat ramai kendaraan karena euforia Orang tua ingin melihat anaknya tampil perdana di muka umum. 

Drama di dalam kendaraan pun dimulai ada yang menangis karena menahan ingin buang air kecil. Di tengah kepadatan lalu lintas yang macet dan kendaraan bergerak padat merayap, tak mungkin mencari toilet. Hingga pada akhirnya kami berhenti untuk menurunkan beberapa siswa yang ingin buang air kecil di sebuah Pos penjagaan sebuah Pabrik. 

Meskipun persiapan melatih mental anak untuk berani tampil sudah dipersiapkan jauh-jauh hari, di saat hari "H" ada juga anak yang tidak bisa tampil karena belum memiliki kesiapan tampil di muka umum. Mendadak anak itu merajuk tak mau tampil meskipun sudah berdandan rapi dengan kostum baju adat. 

#dokjay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun