Sudah menjadi suatu hal yang biasa semua berproses mengikuti pergiliran waktu yang hanya tersedia 24 jam dalam satu harinya. Â Waktu yang ada dipergunakan oleh masing-masing individu dengan cara yang berbeda-beda. Â Quote atau kata kiasan tentang waktu sudah kerap kali kita dengar dan terkadang abai akan waktu yang ada.Â
"Tahu-tahunya sudah akhir pekan.."
"Loh, besok libur, ya?"
Begitulah jika seabreg tugas melanda dalam hitungan waktu hingga tak terasa tahu-tahunya sudah bisa dilewati. Berkejaran dalam rutinitas kerja menjadi hal biasa karena sudah terbiasa. Namun, terkadang ada saja kendala dan hambatan yang datang menyapa manakala kita sedang menjalani serangkaian jadwal yang sudah diagendakan sebelumnya. Itulah seninya mensiasati waktu yang ada apakah kita bisa menyelesaikan hari itu dengan kegiatan yang ada, plus dengan kendalanya yang terkadang membuat kita baper.Â
Diiringi rinai dan gemuruh suara di langit yang nampak gelap pekat, aku mulai merangkai kata demi kata. Sementara waktu di jam yang sama jika hari sedang kondusif dengan sinaran cahaya matahari senja yang membuat inspirasi Pujangga mengagungkan dalam sebuah tulisan indah membuat hati bertasbih.Â
Semoga para Pengungsi di lokasi bencana alam yang sedang tidak baik-baik saja keadaanya bisa mendapatkan bantuan yang membuat mereka merasa diperhatikan. Bencana alam sudah terjadi dan kita semua saling berpegangan tangan untuk memberikan bantuan dalam bentuk apa pun meskipun itu hanya sekadar lantunan doa yang melangit di tengah rinai yang berkejaran membasahi bumi.Â
Mereka yang bertahan di pengungsian dengan segala cerita membuat kita mensyukuri segala pemberian dari Allah yang begitu maha baik memberikan kita waktu yang sama dengan para Pengungsi. Tentunya para Pengungsi lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk bisa bertahan dalam kondisi yang kacau balau. Puing-puing berserakan, belum lagi ancaman akan gempa susulan, tak peduli lagi pada cuaca yang tak menentu. Mereka berusaha untuk bisa melewati hari dengan segala upaya yang ada.Â
Duhai para Pengungsi yang sedang berjuang melawan waktu, semoga kalian baik-baik saja dan teruslah melangkah dengan segenap upaya terbaik. Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Semua akan menjadi sebuah kisah yang akan teringat sebagai bagian cerita perjalanan seorang hamba.Â
Hari-hari pasca gempa menyapa, membuat kalian terus berwaspada akan terjadinya perubahan alam yang masih saja bekerja tanpa mengenal waktu. Saat gempa itu terjadi kalian masih dalam hitungan waktu tengah hari dan kondisi alam sepertinya baik-baik saja. Namun, dalam hitungan detik segala sesuatu yang biasa-biasa saja pada akhirnya berubah menjadi hal yang menakutkan dan tak pernah terbayangkan sebelumnya.Â
Semua hampir rata dengan tanah. Semua berlarian menyelamatkan diri. Semua menjadi panik dan wajah-wajah ketakutan pucat pasi dengan kebingungan berhamburan mencari tempat berlindung yang aman. Kami yang jauh dari wilayah pusat gempa pun merasakan guncangan di jam yang sama. Namun, karena jarak dari pusat gempa berpuluh-puluh kilometer hanya sebagian yang merasakan guncangan gempa. Tak berapa lama kami pun mendapat informasi dari media massa yang ramai memberitakan bahwa telah terjadi gempa per sekian detik di daerah Cianjur.Â
Waktu tak dapat diulang. Waktu adalah sebuah perjalanan. Waktu itu akan terus berjalan suka tidak suka, mau tidak mau semua akan terus berkejaran dengan waktu tanpa berjeda. Para Pengungsi mengisi harinya dengan bergotong-royong mencari sanak keluarga yang kemungkinan hilang tenggelam tertimpa puing reruntuhan atau tanah longsor. Evakuasi masih terus berjalan tak mengenal waktu. Berkejaran tak berjeda tanpa henti bergiliran bahu membahu.