Pernahkah berandai-andai jika suatu hari nanti kita akan berjumpa kembali dengan seseorang yang pernah bersama-sama pernah melalui hari-hari dengannya tetapi kini terpisah jarak dan waktu karena suatu keadaan yang tak sama?
Pada kegiatan workshop kemarin, bukan sekadar untuk menambah ilmu bagaimana menjadi Guru Asyik dan Menyenangkan saja tetapi ada bonus lainnya yang aku dapatkan. Mau tahu bonus-bonus itu berbentuk apa saja?
Baiklah aku akan mulai berbagi kisah tentang kegiatan kemarin satu hari bersama Kang Deden gurame. Bukan tak bisa move on dari kegiatan kemarin akan tetapi memang ada bonus lainnya yang aku terima sebagai bentuk anugerah.Â
Bonus yang kudapat pertama kali adalah ilmu bagaimana menjadi seorang Guru yang menjadi fasilitator belajar di kelas yang penuh kesyukuran atas apa yang sudah dilakukan sebagai Guru. Kang Deden melontarkan kalimat yang membuat hati ini tersentil dengan ucapannya. "Guru PAUD yang memiliki honor satu koma lima" dalam artian tanggal satu terima honor dan tanggal lima sudah koma jika hitungan matematika kita memang itu real adanya.Â
Namun, sebagai orang yang beriman bukan itu yang menjadi alasan kita sebagai Guru PAUD pada akhirnya bekerja "asal-asalan". Bekerja "asal-asalan" yang dimaksud adalah "Ah, biar aja datang terlambat, toh gajinya juga minim!"
"Enggak apa asal mengajarnya tanpa persiapan, toh yang penting anak bisa calistung".
Pada akhirnya Allah pun menjawab prasangka hamba-Nya yang asal-asalan tadi dengan memberikan rezeki yang "asal ada alias seadanya".
Untuk itu kami disadarkan untuk segera memperbaiki niat  mengajar bukan menjadi Guru yang "asal-asalan lagi",  melainkan menjadi Guru yang terus menempa diri dengan segala kompetensi diri sehingga kita memiliki skill dan menjadi ciri khas sebagai Guru PAUD hebat. Skill yang kita miliki bisa mendatangkan pundi-pundi cuan yang akan menjadikan kita sebagai Guru PAUD yang ekonominya lebih mapan.Â
Berkaca pada Kang Deden yang bisa melanjutkan studi hingga program S3 karena beliau adalah tipe Guru PAUD yang kreatif, inovatif, dan bisa memanfaatkan skill yang dimilikinya sehingga beliau menjadi salah satu endorse beberapa produk pada setiap kali mengadakan kegiatan serupa di beberapa daerah. Semua itu butuh proses dan teruslah mengasah dan menempa diri untuk menjadi Guru Bintang.Â
Bonus kedua yang kudapat di acara workshop Kang Deden kemarin bisa bersilaturahmi dengan rekan sejawat yang hebat dan ingin maju bersama. Guru-Guru yang hadir adalah utusan dari berbagai lembaga pendidikan di wilayah unit kerja IGTK kecamatan. Tak sengaja berjumpa mereka. Â Meskipun aku duduk nyaris di barisan belakang, tetapi aku bisa melihat banyak rekan sejawat yang sudah dahulu menempati posisi ternyaman di bagian depan, samping kiri dan kanan.Â
Saat kami tak sengaja bertatapan hanya bisa melambaikan tangan saling memberi dukungan dan tentu saja senyum manis takkan terlupa membuat kehangatan suasana workshop semakin seru. Kami pun lalu berkirim pesan dan akan berswa foto jika waktunya memungkinkan. Begitulah Guru PAUD yang selalu tetap eksis dimana pun berada.Â
Bonus ketiga yang kudapat dari kegiatan workshop kemarin adalah trik dan tip jitu untuk manajemen kelas agar potensi belajar siswa terasah dengan menerapkan pembelajaran yang "FUN, FRENDLY, FOCUS dan FRESH". Jika siswa merasa bahagia maka pembelajaran akan mudah diserap dan efektivitas pembelajaran berjalan sesuai keinginan bersama.Â
Sebagaimana konsep Sekolah Ramah Anak dengan motonya "Anak Tenang, Guru Senang, Orang tua Bahagia". Pada intinya pembelajaran di PAUD tetap mengusung konsep pembelajaran "Bermain sembari Belajar". Konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara pun tetap menjadi landasan kita "Ing Ngarso sing Tulodo, Ing Madya Mangun karso, Tut Wuri Handayani". Konsep pemikiran bapak Pendidikan kita masih relevan hingga saat ini dan konsep Merdeka Belajar serta Merdeka Mengajar pun mengangkatnya kembali pada kurikulum sekarang.Â
Bonus keempatnya, berkesempatan menghadiri kegiatan workshop adalah suatu anugerah yang patut mensyukurinya. Di luar sana masih banyak Guru-Guru yang belum memiliki kesempatan untuk mengup grading diri untuk berproses menjadi Guru-Guru hebat.Â
Mengikuti acara semacam pelatihan, workshop yang bukan diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan tentunya tidak lah gratis. Guru yang ingin berkembang kompetensinya dengan rela akan membayar biaya pelatihan demi mendapatkan ilmu baru. Pihak yayasan Penyelenggara Pendidikan yang menginginkan adanya perubahan dari SDM di lembaganya tak segan akan memberikan fasilitas biaya pada Guru-Gurunya dengan harapan adanya perubahan yang baik pada kinerja dan dedikasi Guru.Â
Sepertinya anugerah silaturahmi itu masih terus membersamai diri ini. Pagi hari di hari Minggu dimana waktunya kumpul bersama anggota keluarga aku harus kembali ke luar rumah untuk suatu kegiatan. Di lokasi acara ternyata aku tak sengaja berjumpa dengan beberapa orang-orang di masa lalu dan tentunya kenangan bersama mereka kembali terlintas. Tak lupa aku pun mengabadikan momen dengan berfoto ria. Sungguh suatu anugerah terindah yang membuat ku menjadi bahagia dengan kehadiran orang-orang hebat yang aku temui.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H