Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terjebak Dalam Kerumunan, Bisa Apa?

31 Oktober 2022   22:21 Diperbarui: 31 Oktober 2022   22:28 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Media massa akhir-akhir ini meliput perihal berita musibah akibat dari kerumunan. Tragedi Kanjuruhan yang meninggalkan duka bagi keluarga korban adalah salah satu  fakta bahwa apabila ada kerumunan, rawan kemungkinan terjadi hal yang tak diinginkan bisa saja terjadi. 

Memang tidak semua kerumunan akan berakibat sebuah tragedi. Salah satu contoh, kerumunan di Pasar yang sedang mempromosikan barang diskon tentunya akan terjadi masalah jika tidak dikondisikan. Kerumunan para pencari kerja di sebuah bursa tenaga kerja, kerumunan sebuah konser musik dan kerumunan lainnya. 

Pemerintah telah membuat peraturan terkait perizinan menyelenggarakan keramaian yang akan melibatkan banyak massa hingga terjadi kerumunan besar. Izin keramaian harus dibuat oleh Panitia penyelenggara minimal satu pekan sebelum pelaksanaan acara. Jika surat izin ini sudah diterima oleh pihak pejabat yang berwenang seperti aparat keamanan dan pejabat lainnya yang memberikan rekomendasi untuk pelaksanaan acara di wilayah setempat. 

Begitulah prosedur birokrasi yang dibuat oleh Pejabat Pemerintahan di wilayah setempat. Pihak penyelenggara acara atau Event Organizer melakukan koordinasi dengan aparat keamanan untuk meminta bantuan guna memberikan jaminan perlindungan selama pelaksanaan acara. Di dalam surat izin yang dilayangkan dari pihak penyelenggara pada pejabat setempat dan aparat keamanan tertulis berapa jumlah massa yang akan menghadiri acara yang akan diselenggarakan.

Memang saya belum pernah menghadiri semacam konser musik, menonton sepak bola, atau event besar lainnya yang banyak massa dan beraneka ragam karakter dalam sebuah acara besar. Saya hanya menghadiri event tertentu saja seperti Open Ceremonial acara tertentu yang terbatas jumlah pesertanya. atau acara lainnya yang peserta tidak lebih dari 3000 orang. 

 Apakah kegiatan di PAUD tidak melibatkan banyak peserta pada sebuah acara?

Pasti ada momen penyelenggaraan event besar di PAUD yang melibatkan beberapa lembaga pendidikan minimal dalam satu lingkup wilayah kecamatan seperti pelaksanaan Manasik Haji atau Gebyar PORSENI. Jika semua berkumpul di suatu acara besar tersebut pastinya akan dihadiri oleh peserta sendiri yaitu siswa-siswa PAUD yang jumlahnya bisa mencapai 2000-3000 peserta. Belum lagi para pengantar Orang tua, kakek, nenek, tante, kakak, dan adik dari siswa yang akan mengikuti lomba. 

Bisa dibayangkan betapa kerumunan itu pastinya akan ada "senggolan" diantara yang hadir dan hal itu membuat sebuah peluang besar bagi terjadinya permasalahan yang berakibat sebuah kerusuhan. Siswa yang akan berlomba atau mengikuti acara tersebut merasa "asing" dengan keramaian yang ada. 

Maka Panitia pun bekerja sama dengan aparat keamanan untuk memberikan perlindungan selama acara berlangsung. Karena jika ada sebuah keramaian, tingkat kerawanan kejahatan pun akan muncul. Adanya orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan peluang keramaian untuk melakukan aksi tindakan kejahatan. 

Pengalaman pribadi pada saat menjadi pembimbing sebuah lomba Gebyar PORSENI siswa beberapa tahun silam, tak menyangka kehilangan gawai pada saat acara. Kronologis kejadiannya pada waktu itu ditunjuk sebagai pembimbing lomba mewarnai. Karena banyaknya aneka lomba yang dilombakan, seperti Gerak jalan, bola keranjang, menari, menyanyi dan lainnya masing-masing Guru mendapatkan tanggung jawab sebagai PJ lomba guna mengawasi dan melatih siswa. 

Ada peralatan yang harus dibawa oleh siswa yang mengikuti lomba mewarnai seperti : crayon dan meja lipat. Permasalahannya pada waktu itu lembaga kami tidak melibatkan Orang tua untuk mengantar anaknya lomba. Orang tua hanya mengantarkan anaknya ke sekolah. Setelah siswa berkumpul kami mengendarai mobil menuju lokasi acara tanpa didampingi Orang tua. 

Sampai di lokasi banyak peserta dari lembaga lainnya yang akan mengikuti aneka lomba. Tentu saja keramaian di lokasi menarik para Pedagang yang ingin menjajakan barang jualannya. Ribuan peserta lomba, banyaknya Pedagang, para pengantar yang memilih tempat ternyaman untuk dijadikan sebuah base camp sekadar tempat titik kumpul pada akhirnya juga mengundang orang nakal tak bertanggung jawab yaitu "Pencopet". 

Waspada...Waspadalah..!

Iklan itu bukan tanpa alasan..

Para Pencopet itu akan hadir terselubung di tengah keramaian. 

Untuk menghindari hal yang tak diinginkan terjebak dalam kerumunan, bisa apa? 

Ada tips dan trik bagi Guru dan Orang tua yang ingin aman dan nyaman di tempat keramaian, diantaranya :

1. Tidak memakai perhiasan berlebihan yang akan mengundang pelaku tindak kejahatan.

2. Mengantisipasi siswa untuk tidak jauh dari pengawasan Guru dan Orang tua.

3. Membatasi jumlah pengantar sehingga pengantar yang memiliki tanda khusus yang boleh memasuki arena lomba.

4. Memberikan tempat pada Pedagang yang ingin berjualan dan tentunya ada pengawasan dari pihak Panitia atau pun aparat keamanan untuk menertibkan mereka yang  "nakal" menerobos batas dari area yang sudah disediakan Panitia.

5. Memastikan keamanan dari tempat acara dan area sekitarnya apakah bentuk ruangan sesuai dengan kapasitas peserta dan pengantar. 

6. Koordinasi jalannya acara.

Pastikan tingkat keamanan di acara terkondisi dengan baik. Karena para peserta lomba adalah siswa-siswa yang masih kecil dan belum semua bisa cepat tanggap dengan kondisi di sekitarnya. Jika ada siswa yang belum terbiasa berada di sebuah keramaian dan tidak dikondisikan sejak sebelum acara akan bisa menimbulkan kegaduhan. 

Kegaduhan yang dimaksud adalah siswa yang terlepas dari pengawasan baik Guru dan pengantar alias hilang kontak sementara. Untuk itu ada yang harus diperhatikan baik Orang tua dan siswa, yaitu :

1. Orang tua menyelipkan kertas kecil atau pun tulisan nomor handphone di bagian name tag siswa.

2. Jika anaknya belum terbiasa di tempat keramaian, Orang tua diizinkan mendampingi.

3. Koordinasi antar Guru, Korlas yang ditunjuk untuk mendampingi siswa yang lomba.

4. Ajarkan pada siswa bagaimana sikap dan adab dalam sebuah keramaian tentunya kepatuhan siswa pada Guru terutama untuk menghindari hal yang tak diinginkan.

Demikian sekadar tips dan trik sederhana bagaimana dan apa yang bisa dilakukan di saat kita terjebak pada sebuah keramaian dan kerumunan besar. Semoga kita terhindar dari musibah yang bisa saja terjadi di luar prakiraan. Momen yang berarti bagi siswa untuk belajar unjuk prestasi dan berkompetisi semoga aman terkendali, semua baik-baik saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun