Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Status Mulus Mendatangkan Fulus

28 Oktober 2022   18:04 Diperbarui: 28 Oktober 2022   18:07 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang tidak punya gawai hari ini?

Siapa yang belum memiliki aplikasi platform belanja online?

Hari gini tak perlu lagi repot-repot dan berbecek ria ke pasar guna membeli barang yang kita perlukan. Cukup ambil gawai dan berbagai platform belanja online akan menawarkan barang-barang yang dibutuhkan dengan harga bersaing. Dahulu jika kita ingin membeli barang yang dibutuhkan harus mencari-cari dahulu barang tersebut ke tempat yang menjual barang yang diinginkan. Bisa saja barang yang kita butuhkan itu keberadaannya di sebuah mall besar, pasar tradisonal, pusat grosir, atau pun toko outlet tertentu.Belum lagi jika barang yang kita butuhkan itu harus segera kita pergunakan dan belum tentu juga barang itu tersedia di pasar. 

Pengalaman pribadi dahulu jelang hari Raya berbelanja kebutuhan untuk anggota keluarga dan hadiah bagi orang-orang tercinta harus rela berkorban berdesak-desakan di angkutan umum guna menuju lokasi pusat grosir barang kebutuhan. Belum lagi tingkat keamanan di angkutan umum menuju ke lokasi dan juga tingkat kerawanan di tempat pusat perbelanjaan jelang hari Raya. 

Memang kesalahan dari diri sendiri tidak mempersiapkan berbelanja kebutuhan hari Raya minimal dua atau tiga bulan sebelumnya. Bagi orang-orang yang memiliki kelapangan rezeki mungkin tidak masalah jika membeli perlengkapan hari Raya seperti pakaian jauh-jauh hari. Namun, bagi masyarakat yang ekonominya pas-pas an, pas ada uang baru berbelanja, pas ada rezeki baru bisa beli, pas ada perlu baru mencari, dan pas-pas an lainnya kudu dadakan membeli jika pas-pas an itu berlangsung.

Begitulah fenomena berbelanja era sebelum ada kecanggihan teknologi. Dahulu belum terpikir bagaimana cara berdagang yang bisa dijangkau oleh konsumen dari berbagai kalangan ekonomi bawah hingga ekonomi atas agar barang yang buat oleh produsen bisa terjual dan mudah dipasarkan. Dahulu pusat grosir dan mall tertentu ramai dikunjungi para konsumen guna membeli segala keperluan. Namun kini, pusat keramaian itu menyepi dari pembeli. Karena kecanggihan teknologi memudahkan untuk bertransaksi. 

Tidak semua konsumen menggunakan platform belanja online untuk membeli barang yang diinginkan. Ada juga yang mengunjungi pusat grosir atau pusat belanja lainnya guna memilih barang, kualitas barang dan kepuasan melihat barang secara langsung. Karena jika membeli barang dengan menggunakan platform belanja online ada plus dan minusnya.

Pada akhirnya para pedagang mulai memasarkan produk dagangannya melalui online. Hal ini pun berakibat pada pertumbuhan kemajuan jasa pengiriman barang yang mulai marak ramai peminatnya. Dahulu hanya beberapa perusahaan jasa pengiriman barang yang ada. Kini para pedagang bebas memilih perusahaan jasa pengiriman untuk bermitra. 

Virus belanja online ini mulai digandrungi dari anak-anak hingga orang dewasa. Para Mak-Mak pun kini merasa happy tak perlu lagi harus  repot berdandan dan mengeluarkan biaya tambahan untuk berbelanja keperluannya. Cukup mengintip status di media sosial yang menawarkan produk dagangan yang berseliweran setiap waktu dan jiwa konsumtif akan tergoda seketika melihat promo yang ditawarkan para produsen. 

Begitulah dilema Mak-Mak kekinian dan tidak hanya Mak yang tergoda dengan belanja online ini. Apakah kita harus menjadi konsumtif dengan adanya fenomena ini?

Ups, tunggu sebentar bestie...

Ada curhatan dari seorang bestie yang ingin berdagang namun tidak memiliki modal untuk menjadi pedagang. Hari ini gini lagi-lagi tak perlu risau bestie..

Ada loh salah satu trik untuk memudahkan jalan kita untuk memulai berbisnis secara online. Memang di dalam sebuah hadis dikatakan bahwa "Salah satu pintu rezeki itu dari perniagaan". 

Nah ingin tahu cara mendapatkan modal perniagaan tanpa perlu modal fulus?

1. Intip status bestie mu yang memang dikenal akrab dan menawarkan produk tertentu

2. Gunakan PDKT pada bestie apakah dirimu bisa bergabung dengan bisnisnya sebagai reseller

3. Pastikan gawai memiliki kuota untuk memasarkan produk

4. jangan kasih kendur semangat memasarkan produk karena dari sekian calon konsumen yang mengintip status jualan kita pasti ada salah "lima" atau fifty-fifty yang akan bertanya bahkan tertarik untuk membeli produk yang kita tawarkan

5. Ingat-ingat kepercayaan yang sudah bestie mu berikan untuk menjadi reseller jangan membuatnya kecewa kehilangan bestie gegara dirimu tidak amanah untuk menyetorkan fulus yang sudah diterima dari berniaga tanpa modal. 

Nah, gunakan kepercayaan bestie mu untuk bisa memasang status mulus dan mendatangkan fulus dan jadilah Pengusaha dengan bermodal kepercayaan. Hanya yang amanah lah yang akan langgeng perbestien nya. Jangan lupa mengucapkan terima kasih pada bestie mu yang berjasa membantu mu menjalankan usaha online tanpa harus mengeluarkan kocek terlebih dahulu. Jadilah pejuang receh yang bermodal status mulus mendatangkan fulus. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun