Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keindahan Tersembunyi di Balik Kabut

17 Oktober 2022   00:01 Diperbarui: 17 Oktober 2022   00:44 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penunjuk waktu menunjukkan pukul 03.45... Waktunya untuk bersiap beranjak meminggalkan mimpi. Hup! Kelopak mata pun berkedip untuk mengusir rasa kantuk yang tersisa. Tubuh ini masih belum beranjak dari kamar hanya sekadar mematikan tombol alarm dari gawai yang terus menjerit membangunkan ku agar bersiap diri untuk bergegas berkemas.

Dengan mengumpulkan semangat pada akhirnya diri ini beranjak juga dari tempat ternyaman. Ya.. ayo kita mulai cari camilan dahulu untuk melakukan pemanasan sebelum mandi. Dua potong bolu ketan hitam, kriuknya peyek kacang, semangkuk mungil kolak dingin sepertinya sudah cukup untuk menemani sarapan pagi ini. 

Perlu waktu 10 menit untuk menandaskan makanan itu, dan byurrr..byuuurr.. Mandi pagi membuat badan segar kembali. Selesai mandi dan bersiap salat Subuh barulah membuat secangkir kopi herba hangat untuk mengusir dinginnya tubuh sehabis mandi. Selesai salat Subuh barulah menyeruput kopi yang sudah terbukti membuat stamina tubuh ini joss kembali. 

Pagi ini hari Sabtu, 15 Oktober 2022 ada kegiatan refreshing IGTK dengan rekan sejawat sehabis kami sukses menyelenggarakan acara perdana selepas Pandemi. Selama Pandemi IGTK tidak bisa menyelenggarakan momen kegiatan-kegiatan rutin IGTK bagi siswa PAUD. Kegiatan Manasik Haji di bulan September 2022 merupakan acara perdana bagi semua siswa yang tergabung dalam gugus PAUD IGTK Kecamatan. 

Kesuksesan acara Manasik Haji yang diikuti oleh kurang lebih 2500 peserta yaitu para siswa dari beberapa lembaga PAUD yang tergabung dalam gugus PAUD IGTK Kecamatan. Tidak semua anggota mengirim peserta di acara Manhaj tersebut. karena ada beberapa lembaga PAUD yang menyelenggarakan Manhaj sendiri, ada juga yang ikut kegiatan sejenis tetapi beda penyelenggaranya.

Ada 4 bus besar masing-masing terdiri dari 56 seat kursi penuh terisi oleh para Guru PAUD yang menjadi peserta jalan-jalan ini. Kami mengenakan seragam sebagai tanda kebersamaan dan agar saat di foto terlihat kompak. Panitia menganjurkan untuk dresscode mengenakan kerudung bernuansa warna mocca, kaos putih, dan bawahannya diusahakan berwarna gelap atau berbahan jeans.

Bus berangkat seharusnya pukul 05.30 tetapi ada saja satu dua peserta yang kesiangan dengan berbagai alasan hingga waktu pemberangkatn mundur dari jadwal semula.  Menunggu peserta komplit semua hingga pukul 06.10 keempat bus mulai bergerak menuju destinasi. Ada dua destinasi yang kami tuju yaitu Situ Cileunca dan Nimo Higland. 

Perjalanan menuju destinasi pertama Situ Cileunca memakan waktu 4 jam lebih. Hingga pada akhirnya kami sampai di tempat yang memiliki panorama indah sebuah Situ. Lahan parkir sudah terisi penuh oleh banyaknya pengunjung yang berwisata ke sana. Hingga 2 bus kami parkir di luar lokasi. 

Tikar-tikar mulai digelar dan kami makan siang bersama dengan pemandangan Situ yang luas serta udara sejuk. Kesejukan udara di sana bisa dirasakan saat angin berembus menerpa wajah. Hmm.. Nikmat mana lagi yang kau dustakan. 

Pada saat tengah asyik menyantap hidangan makan siang bersama dengan aneka lauk yang kami bawa dari rumah, tetiba guyuran rinai sekejap membuat kami sedikit bergerak khawatir rinai yang turun semakin deras. Kami pun tergesa menghabiskan makanan yang ada khawatir akan kehujanan karena kami berada di alam bebas. Syukur lah rinai itu hanya selintas terbawa angin dan kesejukan mulai menyelimuti kami kembali.

Selepas salat Zuhur, kami menuju destinasi kedua, Nimo Higland Pangalengan Bandung Selatan. Jalan menuju lokasi berkelok-kelok dan naik-turun. Pak supir kami cukup menguasai medan jalan yang membuat adrenalin sedikit bergetar. Bayangkan saja jalan yang tidak begitu luas, medan yang berliku dan iringan hujan diperjalanan membuat pak supir harus bersiaga mengontrol laju kendaraan. 

Perjalanan dari Situ Cileunca menuju Nimo Higland memakan waktu sekitar satu jam. Dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok membuat beberapa rekan sejawat di dalam bus mulai mengalami gangguan pada perutnya. Rasa mual dan akhirnya memuntahkan isi perut akibat efek perjalanan yang penuh perjuangan. Rekan di samping peserta yang mengalami mual hebat itu membantu membuat pasien nyaman semnetara waktu pasca mabok kendaraan. 

Hamparan hijau kebun teh sepanjang menuju Nimo Higland dan kabut yang mulai turun lebih awal membuat jarak pandang terhalang. Jarak pandang dari dalam bus yang ber AC untuk mengabadikan momen keindahan panorama yang indah itu hanya terlihat sekitar 5 meter. Kabut tebal menghalangi pemandangan yang ingin kami nikmati. Aku pun mengambil video kabut dihamparan kebun teh dari jendela bus. 

Tak terasa kami telah tiba di lokasi. Area parkir kendaraan juga penuh tetapi masih bisa untuk memarkir kendaraan yang kami tumpangi. Di parkiran nampak terlihat barisan mobil pribadi dan puluhan bus berjajar rapi. Kendaraan motor roda dua juga ikutan parkir. Dari parkiran nampak tulisan besar Nimo Higland yang membuat jiwa kepo kami ingin segera turun dari bus. 

Di bagian sisi kiri dari pintu masuk utama  ada toko besar yang menyediakan oleh-oleh khas Pangalengan. Di bagian sisi kanan terlihat resto yang menawarkan aneka jajanan bagi para pengunjung yang ingin ngopi cantik. Petugas dengan sigap membagikan karcis berbarcode pada kami. Harga tiket masuk area tidak begitu mahal hanya Rp. 30.000,-/orang. 

Ada mobil ompreng yang siap mengantar pengunjung menuju puncak Nimo Higland. Mobil itu adalah fasilitas dari pengelola wisata menuju pemandangan yang ditawarkan dari ketinggian. Kekaguman kami pada pemandangan yang hanya bisa kami nikmati dengan jarak pandang terbatas kabut membuat kami penasaran ada pemandangan indah yang tertutupi oleh kabut. 

Benar saja dari papan baligo yang terpampang sebagai spot swa foto yang ada di lokasi nampak terlihat panorama alam yang sangat indah. Karena cuaca berkabut jadi kami hanya bisa berfoto dengan pemandangan putihnya kabut bak dinding alam dari langit tembus ke bumi. 

Ada Sky Bridge yang bisa kami lewati untuk berfoto dari ketinggian tertentu berbentuk kelokan mengikuti arah perkebunan teh di bawah sana. Pada bagian Sky Bridge ada jembatan kaca yang tembus bisa melihat panorama di bawah. Sayangnya harus mengantre untuk bisa berfoto di sana dan butuh nyali yang kuat untuk berfoto di sana.

Jadilah kami berfoto di Sky Bridge yang cukup panjang dan berkelok. Puas berswa foto, kami pun memasuki area resto yang memiliki  konsep unik. Jaring-jaring yang terpasang dari tali yang kuat  dan bantal berwarna-warni mencolok serasa kami berayun-ayun di ketinggian tertentu dengan pemandangan di bawah kebun teh yang hijau. Pengunjung bisa menikmati aneka hidangan yang ada sembari berbaring pada hammock yang membuat adrenalin kembali bergetar. 

Tak lama kami menikmati pemandangan yang terhalang kabut tebal karena kami harus segera turun untuk kembali menuju bus. Bukan tak ingin berlama-lama di atas sana, kami memikirkan kondisi jalanan yang akan kami tempuh arah balik akan tertutupi oleh kabut di sepanjang jalan yang akan kami lewati. 

Syukurlah kami pun bisa melewati medan jalan yang sangat membuat hati kami selalu berzikir sepanjang perjalanan. Kami sempat beristirahat di rest area sekitar  Bandung karena waktu sudah menunjukan saatnya azan Maghrib. Bus kami parkir sejenak dan sekitar 30 menit bus kami bergerak kembali menuju arah pulang. 

Di rest area ada juga rekan kami yang membeli oleh-oleh kembali padahal saat di Nimo Higland sudah antre di kasir membeli oleh-oleh untuk anggota keluarga di rumah. Memang harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal dari di tempat Objek wisata. Perbedaan harga juga menjadi pertimbangan untuk membeli oleh-oleh. 

Bus kembali berhenti karena mampir di pusat oleh-oleh arah Purwakarta. Jadilah kami memilih oleh-oleh yang akan kami bawa pulang. Ternyata harga yang ditawarkan sedikit lebih murah dari dua tempat sebelumnya. Perjalanan kami tiba di tempat pemberangkatan pagi hari sudah pukul 22.15. Satu per satu bus mulai menurunkan penumpang yang berisi Guru-Guru PAUD dengan wajah berseri puas mengikuti acara jalan-jalan IGTK kali ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun