Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Keindahan Tersembunyi di Balik Kabut

17 Oktober 2022   00:01 Diperbarui: 17 Oktober 2022   00:44 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selepas salat Zuhur, kami menuju destinasi kedua, Nimo Higland Pangalengan Bandung Selatan. Jalan menuju lokasi berkelok-kelok dan naik-turun. Pak supir kami cukup menguasai medan jalan yang membuat adrenalin sedikit bergetar. Bayangkan saja jalan yang tidak begitu luas, medan yang berliku dan iringan hujan diperjalanan membuat pak supir harus bersiaga mengontrol laju kendaraan. 

Perjalanan dari Situ Cileunca menuju Nimo Higland memakan waktu sekitar satu jam. Dengan kondisi jalan yang berkelok-kelok membuat beberapa rekan sejawat di dalam bus mulai mengalami gangguan pada perutnya. Rasa mual dan akhirnya memuntahkan isi perut akibat efek perjalanan yang penuh perjuangan. Rekan di samping peserta yang mengalami mual hebat itu membantu membuat pasien nyaman semnetara waktu pasca mabok kendaraan. 

Hamparan hijau kebun teh sepanjang menuju Nimo Higland dan kabut yang mulai turun lebih awal membuat jarak pandang terhalang. Jarak pandang dari dalam bus yang ber AC untuk mengabadikan momen keindahan panorama yang indah itu hanya terlihat sekitar 5 meter. Kabut tebal menghalangi pemandangan yang ingin kami nikmati. Aku pun mengambil video kabut dihamparan kebun teh dari jendela bus. 

Tak terasa kami telah tiba di lokasi. Area parkir kendaraan juga penuh tetapi masih bisa untuk memarkir kendaraan yang kami tumpangi. Di parkiran nampak terlihat barisan mobil pribadi dan puluhan bus berjajar rapi. Kendaraan motor roda dua juga ikutan parkir. Dari parkiran nampak tulisan besar Nimo Higland yang membuat jiwa kepo kami ingin segera turun dari bus. 

Di bagian sisi kiri dari pintu masuk utama  ada toko besar yang menyediakan oleh-oleh khas Pangalengan. Di bagian sisi kanan terlihat resto yang menawarkan aneka jajanan bagi para pengunjung yang ingin ngopi cantik. Petugas dengan sigap membagikan karcis berbarcode pada kami. Harga tiket masuk area tidak begitu mahal hanya Rp. 30.000,-/orang. 

Ada mobil ompreng yang siap mengantar pengunjung menuju puncak Nimo Higland. Mobil itu adalah fasilitas dari pengelola wisata menuju pemandangan yang ditawarkan dari ketinggian. Kekaguman kami pada pemandangan yang hanya bisa kami nikmati dengan jarak pandang terbatas kabut membuat kami penasaran ada pemandangan indah yang tertutupi oleh kabut. 

Benar saja dari papan baligo yang terpampang sebagai spot swa foto yang ada di lokasi nampak terlihat panorama alam yang sangat indah. Karena cuaca berkabut jadi kami hanya bisa berfoto dengan pemandangan putihnya kabut bak dinding alam dari langit tembus ke bumi. 

Ada Sky Bridge yang bisa kami lewati untuk berfoto dari ketinggian tertentu berbentuk kelokan mengikuti arah perkebunan teh di bawah sana. Pada bagian Sky Bridge ada jembatan kaca yang tembus bisa melihat panorama di bawah. Sayangnya harus mengantre untuk bisa berfoto di sana dan butuh nyali yang kuat untuk berfoto di sana.

Jadilah kami berfoto di Sky Bridge yang cukup panjang dan berkelok. Puas berswa foto, kami pun memasuki area resto yang memiliki  konsep unik. Jaring-jaring yang terpasang dari tali yang kuat  dan bantal berwarna-warni mencolok serasa kami berayun-ayun di ketinggian tertentu dengan pemandangan di bawah kebun teh yang hijau. Pengunjung bisa menikmati aneka hidangan yang ada sembari berbaring pada hammock yang membuat adrenalin kembali bergetar. 

Tak lama kami menikmati pemandangan yang terhalang kabut tebal karena kami harus segera turun untuk kembali menuju bus. Bukan tak ingin berlama-lama di atas sana, kami memikirkan kondisi jalanan yang akan kami tempuh arah balik akan tertutupi oleh kabut di sepanjang jalan yang akan kami lewati. 

Syukurlah kami pun bisa melewati medan jalan yang sangat membuat hati kami selalu berzikir sepanjang perjalanan. Kami sempat beristirahat di rest area sekitar  Bandung karena waktu sudah menunjukan saatnya azan Maghrib. Bus kami parkir sejenak dan sekitar 30 menit bus kami bergerak kembali menuju arah pulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun