Kala Pandemi melanda negeri ini banyak perubahan pada semua sistem baik dari segi pendidikan, sosial, dan kemasyarakatan. Pengalaman seorang teman yang di saat Pandemi sedang naik daun harus mengadakan acara resepsi pernikahan anak pertamanya disuatu daerah yang sangat ketat protokoler perihal aturan mengadakan pesta, sempat ketar-ketir.Â
Ya, di saat Pandemi protokoler untuk mengadakan acara sangat ketat dan harus izin terlebih dahulu pada pemegang kekuasaan setempat. Teman saya bercerita bagaimana persiapan yang sudah direncanakan jauh-jauh hari mendadak harus merubah acara resepsi dengan jumlah undangan yang terbatas.Â
Pembatasan jumlah undangan membuat teman saya kalut karena pada saat itu anaknya yang akan menikah di gedung dibatalkan dan beralih mengadakan pesta di rumah. Meskipun acara pernikahan di rumah tetap protokoler dijalankan. undangan dikurangi dan hanya keluarga besar yang diutamakan bisa menghadiri momen sakralnya.
Menyelenggarakan suatu acara seperti pernikahan tentunya sudah jauh hari direncanakan apakah acara ingin memakai gedung atau di rumah. Apakah memakai jasa katering atau memasak sendiri. Semua pastinya sudah dipersiapkan dengan sangat rinci. Tetapi apa daya rencana tinggal rencana dan semua harus merubah strategi agar hari pernikahan yang diimpikan tetap terlaksana.Â
Pihak gedung yang sudah dibooking beberapa bulan sebelumnya, pihak katering yang sudah dipilih, dan model pelaminan yang dipilih pada akhirnya harus merelakan kehilangan uang muka yang sudah diberikan. Jika menuruti kata hati, tak rela rasanya harus kehilangan beberapa rupiah karena pembatalan sepihak.Â
Dengan keikhlasan pada akhirnya teman merelakan kehilangan kesempatan untuk melaksanakan pernikahan anak pertamanya di gedung yang sudah ditentukan sebagai tempat resepsi. Tak mengurangi kesakralan acara resepsi pernikahan putra pertamanya tetap berlangsung meskipun di rumah.Â
Pandemi membuat beberapa vendor pernikahan terpaksa juga harus mengurangi karyawannya karena masyarakat yang memakai  jasa pelayanan juga berkurang. Namun, kini pasca Pandemi beberapa vendor pernikahan mulai bergeliat kembali.Â
Satu bulan ini banyak menghadiri undangan acara baik acara khitanan, atau pernikahan. Hampir tiap akhir pekan ada undangan yang harus dihadiri. Masa kebebasan untuk menyelenggarakan acara baik di rumah dan di gedung sudah mulai bisa dilaksanakan.Â
Kembali teman saya kali ini mengundang untuk kembali akan menikahkan anak keduanya. Bukan karena trauma mengadakan acara resepsi di gedung saat menikahkan anak pertamanya dahulu, kali ini teman lebih memilih rumah sebagai tempat acara resepsi.Â
Menurut teman biaya yang dikeluarkan untuk acara resepsi di gedung dan di rumah sama-sama ada kelebihan dan kekurangannya. Jika ingin mengadakan acara di gedung, kita hanya menyiapkan budget yang agak banyak karena ada biaya-biaya yang harus diperhitungkan.Â
Budget  untuk acara di gedung tergantung pihak pemakai jasa apakah akan memilih satu vendor yang menyediakan paket lengkap dengan harga standar atau premium. Paket lengkap yang dimaksud terdiri dari pernak-pernik dekorasi pelaminan, MC acara, katering, baju pengantin, hingga jasa fotografer dan lainnya.Â
Bagi pihak konsumen  yang ingin mengadakan acara resepsi pemakai jasa vendor pernikahan dengan paket standar atau premium tak perlu pusing, hanya memastikan vendor tersebut sudah teruji dan terpercaya tentunya disesuaikan budgetnya.
Tetapi jika hendak berhemat kita bisa memilih beberapa paket yang ditawarkan pihak vendor pernikahan. Misalnya memakai jasa katering rekanan yang sesuai budget, memilih sendiri Wedding Organizer, jasa fotografer profesional yang direferensikan keluarga, dan lainnya. Tetapi memang butuh waktu dan tenaga untuk bisa menghubungi mereka dan mengumpulkan vendor-vendor yang terpisah untuk di briefing sebelum acara. Hal ini untuk memudahkan koordinasi pada saat acara resepsi berlangsung dan meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.
Alasan teman mengadakan acara pernikahan anak keduanya di rumah karena waktunya lebih leluasa dan bisa mengundang banyak tamu. Meskipun acara resepsi di rumah, tidak kalah megahnya dengan acara di gedung. Untuk masakannya yang dihidangkan memadukan ada beberapa menu yang dipesan dari katering dan ada menu yang dimasak sendiri.Â
Untuk hiburannya karena teman dari suku Jawa memanggil tim gamelan khusus lengkap dengan beberapa sinden yang berpakaian tradisonal. Budget untuk tim hiburan ini tentunya ada dana khusus yang disiapkan. Belum lagi seragam panitia dan keluarga yang juga harus dipersiapkan jauh-jauh hari.Â
Belum lagi vendor pelaminan kekinian, dan budget souvenir juga perlu diperhitungkan. Apa pun pilihannya mau melaksanakan acara resepsi di rumah atau di gedung, vendor pernikahan paket komplit atau paket terpisah pada intinya ingin menyenangkan anak tercinta yang sedang berbahagia di hari pernikahannya. Tugas orang tua memilihkan calon pengantin yang soleh/soleha bagi anak tercinta dan mengadakan pesta resepsi sesuai budget.Â
Perihal mewah dan sederhana itu kembali pada pilihan tuan rumah pemangku hajat. Yang utama tujuan dari pernikahan adalah menyatukan dua keluarga besar dan semoga pengantinnya samawa hingga jannah. Amin...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H