Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Agenda Kerja Meminimalkan Grasah-Grusuh

4 Oktober 2022   22:48 Diperbarui: 4 Oktober 2022   23:33 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua orang memiliki urusan yang berbeda satu dengan lainnya. Masing-masing kita memiliki skala prioritas mana yang akan didahulukan diantara  yang akan kita pilih apakah itu berupa aktivitas harian, hobi, atau agenda kerja.

Sekretaris adalah asisten pribadi yang membantu mencatat agenda kegiatan para Presiden, Menteri, Komisaris Utama, Presiden Direktur, Artis, Selebriti dan profesi lainnya yang memang memiliki kewenangan tugas untuk mencatat apa pun aktivitas sang Atasan. 

Tak mudah bagi sang Sekretaris membuat catatan kecil harian yang sudah terjadwal bagi sang atasan. Terkadang seorang Sekretaris bekerja di luar jam bekerja demi mengingatkan pada sang Atasan agenda kegiatan harian yang harus dilakukan Atasannya. 

Tugas Sekretaris atau Asisten Pribadi memang luar biasa, dan jika tidak amanah akan membuat kejadian yang tak diharapkan. 

Di sebuah Perusahaan kedudukan sebagai Sekretaris amat lah sangat memegang peranan penting dan tidak sembarang orang bisa terpilih menjadi Sekretaris perlu mengikuti serangkaian tes kelayakan. 

Bagi orang yang sangat sibuk dan tidak memiliki asisten khusus yang mencatat jadwal kegiatannya, maka buku catatan sangat menolong untuk sekadar mengingatkan ada kegiatan apa di hari esok. 

Tetapi catatan yang dibuat terkadang bisa jadi terlewat dan tidak terbaca. Langkah-langkah membuat agenda kerja juga dibuat untuk bisa meminimalkan kesalahan jadwal yang sudah diagendakan. 

Bagaimana kabar dengan seorang Guru PAUD yang memiliki tugas sebagai Guru Kelas, mendapat tugas tambahan sebagai Operator Sekolah, dan juga tugas domestik yang dikerjakan sendiri tanpa asisten rumah tangga? 

Apakah bisa melaksanakan jadwal yang ada untuk berada di satu waktu bersamaan dengan dua-tiga kegiatan? Apakah bisa orang nya dibelah bak ameba?

Ameba bisa membelah diri dan tetap bisa bertahan bergerak jika ingin memperbanyak dirinya pada kondisi tertentu. 

Tetapi  bagi seorang Guru PAUD yang memiliki tugas tanggung jawab sebagai wali kelas yang menjadi fasilitator pembelajaran di kelas, mencatat perkembangan belajar siswa, menyiapkan media pembelajaran, menulis anekdot siswa, dan seabreg tugas administrasi kelas lainnya apakah bisa melakukan proses membelah diri?

Mendapat tugas sebagai Operator Sekolah bukan maunya Guru. Tetapi karena kebetulan lebih paham sedikit dengan laptop, familier dengan tugas Operator Sekolah karena pengalaman sebagai Kepala Sekolah di sekolah lainnya, juga pada dasarnya senang dengan kegiatan di belakang layar maka tugas tambahan sebagai Operator Sekolah pada akhirnya dirangkap jabatan. 

Aji mumpung? Enggak juga...

Semua kembali pada niatnya, sebuah amanah itu tidak akan diberikan pada hamba di luar kemampuan hamba. 

Bicara perihal amanah ini terutama dalam tugas adalah suatu kepercayaan dan tidak semua orang atau Guru bisa melakukannya.

Lantas, bagaimana menjalani kegiatan harian yang seabreg dan meminimalkan grasah-grusuh itu agar semua berjalan sesuai harapan?

Nah, ini lah makanya perlu melakukan manajemen waktu dan membuat skala prioritas kerja. Agenda mana yang akan didahulukan dari sederetan kegiatan yang akan dijalani. 

Seorang Guru PAUD yang mendapat tambahan sebagai Operator Sekolah memiliki sebuah buku agenda yang berisi data-data penting sekolah.

Buku agenda itu senantiasa menemani dan ada di dalam tas agar jika ada data yang diminta dadakan dari dinas data tersedia. Memang sih sudah dimaklumi apabila  orang dinas meminta data suka dadakan seperti tahu bulat yang digoreng sebelum disantap. 

Begitulah fungsi Guru yang juga sebagai Sekretaris meskipun ada sedikit tambahan uang lelah atas pekerjaan tambahan yang dilakukannya tidak sebanding dengan beban tanggung jawabnya.

Para pejuang data sekolah bekerja di luar jam bekerja Guru lainnya. Terkadang siap menahan kantuk demi perjuangan sinkronisasi data lembaga di jelang dini hari. 

Server juga menahan "rindu" berat di malam gelap berpacu dengan sinyal provider yang diakses oleh para pejuang data di seluruh pelosok negeri ini. 

"Server sibuk dan sila mencoba beberapa waktu kembali". Begitulah kalimat yang membuat para pejuang data sekolah terpaksa membuat kopi di tengah malam. 

Duhai Mas Menteri Nadiem, dan juga para pemangku kepentingan perihal kesejahteraan bagi Guru PAUD dan pejuang data Operator Sekolah...Cobalah mengerti bagaimana perjuangan kami.

Semoga akan ada kebijakan bagi para Operator Sekolah apakah itu berupa pemberian dana khusus bagi tugas tambahan yang telah dilakukan atau dana kompensasi lainnya yang membuat semangat pejuang data lebih bersemangat dalam menanti limit detik-detik menjelang server sibuk. 

Sekretaris atau tangan kanan apa pun istilahnya tugasnya berat dan pastikan tidak grasah-grusuh di saat dateline tiba untuk meminimalkan kesalahan akibat proses penginputan data. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun