Mendapat tugas sebagai Operator Sekolah bukan maunya Guru. Tetapi karena kebetulan lebih paham sedikit dengan laptop, familier dengan tugas Operator Sekolah karena pengalaman sebagai Kepala Sekolah di sekolah lainnya, juga pada dasarnya senang dengan kegiatan di belakang layar maka tugas tambahan sebagai Operator Sekolah pada akhirnya dirangkap jabatan.Â
Aji mumpung? Enggak juga...
Semua kembali pada niatnya, sebuah amanah itu tidak akan diberikan pada hamba di luar kemampuan hamba.Â
Bicara perihal amanah ini terutama dalam tugas adalah suatu kepercayaan dan tidak semua orang atau Guru bisa melakukannya.
Lantas, bagaimana menjalani kegiatan harian yang seabreg dan meminimalkan grasah-grusuh itu agar semua berjalan sesuai harapan?
Nah, ini lah makanya perlu melakukan manajemen waktu dan membuat skala prioritas kerja. Agenda mana yang akan didahulukan dari sederetan kegiatan yang akan dijalani.Â
Seorang Guru PAUD yang mendapat tambahan sebagai Operator Sekolah memiliki sebuah buku agenda yang berisi data-data penting sekolah.
Buku agenda itu senantiasa menemani dan ada di dalam tas agar jika ada data yang diminta dadakan dari dinas data tersedia. Memang sih sudah dimaklumi apabila  orang dinas meminta data suka dadakan seperti tahu bulat yang digoreng sebelum disantap.Â
Begitulah fungsi Guru yang juga sebagai Sekretaris meskipun ada sedikit tambahan uang lelah atas pekerjaan tambahan yang dilakukannya tidak sebanding dengan beban tanggung jawabnya.
Para pejuang data sekolah bekerja di luar jam bekerja Guru lainnya. Terkadang siap menahan kantuk demi perjuangan sinkronisasi data lembaga di jelang dini hari.Â
Server juga menahan "rindu" berat di malam gelap berpacu dengan sinyal provider yang diakses oleh para pejuang data di seluruh pelosok negeri ini.Â