Hingga keluarga besar Ayah kembali terbang pulang ke kampung halaman, dan keluarga besar Ibu juga sudah kembali ke kampung karena masa libur sekolah juga sudah usai. Tinggal lah kami sekeluarga bersiap menyambut tahun ajaran baru dengan banyak kisah yang akan diceritakan pada teman di sekolah. Biasanya jika musim liburan sekolah tiba, Ayah akan menanyakan kami akan berlibur ke mana. Kala itu Ayah yang memutuskan untuk liburan di Jakarta saja dan keluarga besar yang datang berkunjung.Â
Ternyata liburan itu menjadi kenangan terakhir kami bersama Ayah. Kecelakaan itu telah membuyarkan harapan kami pada Ayah. Yah, siapa yang menyangka takdir membawa Ayah yang tak lagi ada perayaan kecil bersamanya. Tak ada lagi senyuman dan tawa lepasnya mendampingi kami menonton film bersama di bioskop.Â
Tubuh tegapnya terbujur kaku dalam sebuah peti kayu berukir dan ribuan orang datang melayat di hari itu. orang baik akan dikenang setelah kepergiannya. Dan banyak yang hadir yang kami juga tidak mengenal siapa mereka. Namun, di hari itu menjadi saksi kebaikan-kebaikan dari almarhum Ayah bukan hanya pada kami keluarganya saja. Ribuan pelayat yang datang hingga beberapa hari setelah kepergiannya membuat kami bangga memiliki Ayah yang luar biasa.
Ayah, dalam munajat selalu kami berdoa agar kita nanti bertemu kembali dalam kebahagiaan sebagaimana dahulu masa kecil kami yang penuh dengan keberlimpahan kasih sayang dari mu dan bunda tercinta.Â
Al Fatihah selalu untuk mu, duhai idola kami. Amin.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H