Hampir satu  bulan ini siswa di kelas bergiliran izin tidak masuk berkegiatan datang ke sekolah. Dari yang izin hanya satu-dua hari, dan ada yang hingga satu minggu lebih. Otomatis kelas sempat lengang dan ada rasa kehilangan suara-suara manja mereka.Â
Setiap pagi di WAG selalu ada info dari wali murid meminta izin untuk anaknya tidak bisa bersekolah. Ada yang kondisinya di rawat di Rumah Sakit, dan ada juga yang hanya beristirahat di rumah saja. Hal ini bukan tanpa alasan, hasil diagnosa dokter menjadi penguat alasan Orang tua meminta izin untuk anaknya beristirahat sementara waktu.
Awalnya hanya demam tinggi, disertai batuk-batuk. Hingga saat melakukan kunjungan menjenguk siswa sepulang dari perawatan di Rumah Sakit ada kisah yang diceritakan keluarga siswa bagaimana gejala sakitnya sang buah hati tercinta.
Hasil laboratorium menunjukkan indikasi trombosit dan leukosit yang tak seimbang disertai data lain analisis dari sample darah yang digunakan untuk pemeriksaan kondisi tubuh yang sedang diserang bakteri atau parasit tertentu.Â
Memang kondisi cuaca sedang tidak baik-baik saja. Bapil menjadi penyakit yang mudah penularannya melalui udara yang kita hirup. Sementara di ruang kelas kondisinya ruangan ber AC. Meskipun rutin melakukan pencucian AC secara berkala, tetap saja rentan penularan penyakit lewat udara.Â
Hingga Guru kelas menginformasikan tetap jaga Prokes di kelas, dan bagi yang terindikasi sedang bapil, tidak diperkenankan datang ke sekolah hingga kondisi tubuh sudah benar-benar fit. Bagi siswa Sekolah Dasar yang sudah bisa mengurus diri sendiri tak masalah jika siswa baru mulai bersin-bersin. Mereka bisa mengurus dirinya untuk melap cairan yang meleleh dari lubang hidung sendiri.
Lalu bagaimana dengan siswa PAUD?
Siswa PAUD yang sudah memiliki keterampilan diri mengurus diri dengan sedikit bantuan Guru, akan segera melap cairan yang mulai mengucur dari bagian lubang hidung agar tidak meninggalkan 'jejak gugusan pulau-pulau" di bagian pipi dan baju yang dikenakannya. Tisu di kelas pun akan mengalami kenaikan jumlah pemakainnya akibat siswa yang bapil.
Bukan hanya "jejak gugusan pulau-pulau" yang nampak di bagian pipi saja, yang lebih parah jika batuknya hingga membuat siswa muntah menahan guncangan di dalam tubuh.
Tugas Guru PAUD akan bertambah seketika selain menjadi fasilitator di kelas dalam pembelajaran plus petugas kebersihan sementara menangani siswa yang sedang tidak baik-baik saja. Beruntung jika di sekolah ada petugas kebersihan khusus. Pada umumnya di lembaga penyelenggara PAUD dengan pembiayaan swadaya tidak tersedia tenaga kebersihan.
Rangkap jabatan Guru sebagai petugas kebersihan, petugas kesehatan, petugas pengasuh, dan petugas informasi di lembaga yang minim biaya operasionalnya untuk membayar tenaga "ahli" membuat Guru Kelas di PAUD harus bisa mengatasi segala permasalahan yang terjadi.