Sebagai warga Negara +62 yang berprofesi sebagai Pendidik terutama Guru PAUD hampir bisa dihitung dengan jari intensitasnya menyambangi layanan publik seperti Bank.Â
Bisa dihitung dengan jari kedatangan Guru PAUD  berkunjung ke bank, apabila ada info dana sertifikasi sudah mencair saja. Guru  PAUD yang merasa mendapat anugerah jika kabar yang dinantikan pada akhirnya mulai singgah sejenak di rekeningnya bergegas dengan semangat dan senyum bahagia menuju bank.Â
Bagi Guru yang memiliki fasilitas m-banking tak perlu susah payah mengantre di customer service terkecuali jika ada masalah dengan rekeningnya. Pastikan punya pulsa reguler, dan info penambahan saldo dari sertifikasi yang mencair sudah bisa diterima. Selanjutnya tinggal mengantre di ATM terdekat dari rumah.Â
Ada juga yang hingga kini, Guru PAUD yang sudah sertifikasi belum bisa mengakses m-banking dengan alasan gaptek. Nah, Guru model ini akan menanti keesokan hari untuk mengambil nomor antrean di CS dan teller.
Ada pengecualian Guru sering bolak-balik ke bank karena memiliki buku rekening lain selain buku rekening khusus sertifikasi. Bisa saja rekening yang diberikan oleh anggota keluarga lain seperti suami, atau keluarga lainnya dititipkan padanya dan bisa mengakses ATM kapan pun perlu.
Apa pun keperluannya, ATM yang mudah dijangkau di beberapa fasilitas publik dan toko-toko swalayan merupakan bentuk digitalisasi sistem perbankan yang memudahkan nasabah untuk mendapat pelayanan kemudahan transaksi.Â
Pengalaman akhir-akhir ini membawa beberapa Guru PAUD untuk mondar-mandir mengurus keperluan di bank. Saat mendapat info akan dicairkan dana kompensasi akibat kenaikan BBM berupa BSU, para Guru PAUD yang sudah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan mulai berinteraksi dengan bank.Â
Di dalam persyaratan untuk bisa mencairkan dana BSU sudah memiliki rekening bank yang ditunjuk. Guru PAUD yang tidak memiliki rekening di bank yang ditunjuk, berusaha membuka rekening berharap bisa mendapatkan haknya.
Sepulang dari tugas mengajar, Guru berusaha mendatangi kantor cabang bank terdekat. Saat mengambil nomor antrean mulailah perjuangan itu dimulai. Jika datang ke kantor cabang sebelum jam 11.00 an, petugas keamanan di pintu masuk masih bisa memberikan nomor antrean menuju CS. Namun, ada kalanya tugas di sekolah tidak bisa ditinggalkan dan baru bisa datang ke kantor cabang pembantu bank sekitar pukul 13.00 an.
Nomor antrean untuk pelayanan CS per hari pun terbatas sehingga jika datang ke bank di atas jam 13.00 an, jangan berharap bisa dapat nomor antrean ke CS. Apakah akan pulang tanpa hasil atau ada solusi lain? Bagi Guru PAUD yang sudah memiliki buku rekening takada masalah. Bisa langsung mengambil nomor antrean teller. Di teller antreannya tidak separah di CS.
Saat mengantre dipanggil untuk mendapat pelayanan terutama di CS, adalah waktu yang lumayan panjang dan lama. Terkadang bisa sampai terkantuk-kantuk. Bahkan jika mengambil nomor antrean sebelum jam 11.00 an akan terpotong waktunya dengan jam istirahat petugas bank.Â
Waktu yang lama ini membuat sebagian orang enggan menunggu karena menunggu antrean adalah sesuatu yang membuat hati campur aduk tak menentu. Menunggu di bank juga bukan solusi, pulang sebentar ke rumah hari tengah panas terik, belum lagi jika hujan turun.Â
Pada akhirnya akan mencari jajanan atau sekadar makan siang sekitar lokasi bank untuk memaksimalkan waktu menunggu. Hingga dipanggil petugas CS, mengemukakan maksud tujuan transaksi membuka rekening dan ternyata saat ini pelayanan pembukaan rekening harus via online.
Lagi-lagi  Guru PAUD yang gaptek jadi bete menghadapi permasalahan ini. Untung saja petugas CS sigap dan membantu proses pendaftaran pembukaan rekening via online ini. Mau tidak mau harus mengikuti peraturan bank. Karena satu-dua kendala petugas CS memberitahukan proses transaksi tidak selesai hari itu dan harus kembali lagi di hari berikutnya.
Kekecewaan Guru PAUD mulai muncul. Terbayang esok hari harus mengambil antrean nomor kembali dan sempat berseloroh, "Guru PAUD hanya mengoleksi buku tabungan tanpa kejelasan akan kah ada uang yang disisihkan untuk sekadar mengisi buku tabungan yang baru dibuat?"
Sementara kabar BSU masih seputar validasi yang belum tahu sampai kapan diterima. Atau mungkin rezekinya sehingga kelelahan mengantre dan bolak-balik akses ke bank, waktu menunggu terobati setelah dana BSU itu tercetak di rekening dan bisa diambil melalui ATM.Â
Semangat para Pejuang PAUD dan Guru-guru lainnya yang sedang menanti rekeningnya terisi berupa dana sertifikasi atau BSU.
Semoga kesejahteraan Guru lebih diperhatikan dan tetaplah melaksanakan amanah sebagai Pendidik yang luar biasa menyiapkan calon-calon Pemimpin bangsa di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H