Wow! Sungguh luar biasa.
Masa rentang usia 3-5 tahun adalah masa anak dikenalkan calistung dengan teknik yang aplikatif. Pembelajaran calistung pada usia PAUD yang belum matang kemampuan otak dan konsentrasinya butuh waktu dan pemahaman. Anak-anak yang memiliki kematangan belajar lebih dahulu dari teman sebayanya, akan cepat dan mudah memahami konsep calistung.
Sebaliknya, anak-anak yang belum memiliki kesiapan belajar calistung akan mengalami hambatan perkembangan dalam belajarnya.Â
Tugas perkembangan di PAUD adalah mengenalkan konsep calistung dasar pada anak yang memiliki keragaman kemapuan untuk menyerap pembelajaran di PAUD. Apakah salah Guru PAUD jika anak belum memiliki kesiapan belajar calistung?
Ooooo..Tunggu sebentar!
Jangan karena keinginan Orang tua dan agar lembaga PAUD itu terkenal hasil lulusan PAUD tertentu dijamin bisa calistung, mengakibatkan Guru PAUD jadi keluar tanduk dan taringnya saat memberikan pembelajaran calistung. Apa lagi diantara Guru saling menyudutkan ketika anak yang satu kelas tidak sama kemampuannya dalam calistung.Â
Tidak menjadi keharusan anak lulusan PAUD bisa pintar calistung. Terlebih ada persyaratan sekolah tertentu saat PPDB ada tes kematangan calistung. Boleh-boleh saja dilakukan tes asesmen calistung pada momen PPDB, bukan berarti anak yang belum berkembang kemampuannya dalam hal calistung lantas dianggap lembaga PAUD nya santai bermain-main saja.Â
Kematangan belajar calistung ini bukan mutlak tugas Guru PAUD semata. Orang tua juga harus mendampingi belajar anaknya dari rumah. Anak-anak yang memiliki kesiapan belajar yang baik karena pada dasarnya anak tersebut memiliki kesiapan belajar yang didukung oleh orang-orang di sekitar.
Faktor usia tidak menjamin kematangan belajar calistung seorang anak. Pemberian stimulus yang berkelanjutan, seringnya berlatih akan membuat anak cepat menguasai keterampilan diri dalam bercalistung.Â
Lalu mengapa ada anak yang usianya sudah cukup matang tetapi anak belum bisa menguasai keterampilan calistung, apa penyebabnya?
Ada faktor "X" yang menjadi penyebabnya dan ini perlu dilakukan asesmen dengan sistematis dan terprogram.Â