Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Menyiasati Waktu, Siapa Ahlinya?

16 September 2022   19:34 Diperbarui: 16 September 2022   19:56 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Waktu adalah ibarat roda yang terus berputar tak bisa dihentikan seketika dan dalam putaran waktu pasti ada sesuatu momen dimana detik-detik itu menegangkan. Bak menonton sebuah film horor atau drama Korea yang sedang pada klimaks cerita, pastinya kita dibuat campur aduk perasaannya. 

Begitulah kehidupan adalah sebuah perjalanan panjang yang mengiringi waktu-waktu berlalu dari detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari ke minggu dan seterusnya. Serasa baru kemarin kita melihat buah hati masih bayi dan kini mereka sudah tumbuh menjadi pribadi-pribadi baik dengan harapan baik. 

Peran Orang tua sangat menentukan kepribadian anak. Peran Ayah dan Bunda masing-masing memiliki porsi yang seimbang dalam membersamai buah hati yang bertumbuh dari hari ke hari.

Peran Ayah selain sebagai kepala keluarga, yang memenuhi hajat dasar keluarga juga menjadi idola bagi anak-anaknya. Figuritas Ayah di mata anak-anaknya akan membekas dan tak akan tergantikan oleh siapa pun. 

Kebersamaan Ayah bersama anak-anaknya bisa dihitung dengan jam. Para Ayah akan lebih banyak porsi bekerja daripada menemani anaknya belajar. Namun, di saat Ayah menemani belajar tak sesabar Bunda karena ada saja ulah dari anak yang membuat kesabaran Ayah sedkit "bertanduk".

Ayah yang sudah lelah bekerja dengan segala permasalahan berharap bisa pulang ke rumah dari aktivitasnya yang sudah menguras perhatian selama bertugas. Tetapi rasa kepenatan yang dialami selama bekerja akan hilang seketika manakala melihat anak-anak tercinta menyambut kedatangannya di depan pintu rumah.

Sambutan kecil dari anak-anak yang manis dan senyum Bunda membuat rasa yang sudah berada di puncak kesabaran menerobos kemacetan lalu lintas berubah menjadi energi baru. Di sisa waktu yang ada Ayah idola anak-anaknya akan bertanya bagaimana keseharian anaknya baik di sekolah dan di rumah.

Ketegangan Ayah akan mulai mengalami gangguan manakala melihat hasil belajar anaknya tidak sesuai harapannya. Seorang Ayah yang bijaksana akan berusaha menemani belajar anaknya meskipun dalam keadaan lelah sehabis bekerja. Kelekatan emosi Ayah dan anak bisa terjalin dengan baik.  Di sinilah pemilihan waktu berkualitas memiliki peran berarti. 

Bukan kuantitas waktu yang didambakan seorang anak terutama anak laki-lakinya. Kualitas waktu bersama Ayah adalah momen yang sangat berarti. Figuritas Ayah yang begitu perhatian pada prestasi belajar anak-anaknya baik laki-laki dan perempuan tidak banyak yang melakukannya.

Ayah yang super sibuk, akan menyerahkan permasalahan belajar pada Bunda. Takada waktu memberikan pendampingan belajar karena kesibukannya di kantor. Di sinilah peran Bunda sebagai sosok orang terdekat bagi anak-anaknya terlebih Bunda yang memilih peran sebagai Ibu Rumah Tangga sejati akan menjadi tumpuan harapan Ayah dalam mendampingi belajar anak tercinta.

Bunda yang menjadi Ibu Rumah Tangga sejati sejak pukul 03.00 pagi sudah memulai harinya. Menegakkan salat di tengah malam, melantunkan munajat terbaik bagi suami dan anggota keluarga dan sembari menyiapkan sarapan bagi anggota keluarga. 

Bunda melaksanakan kegiatan paginya dengan sepenuh cinta. Bagi yang memiliki anggota keluarga cukup banyak, kegiatan di pagi hari sedikit akan membuat emosi Bunda mulai mengalami perubahan. Kegiatan membangunkan anak untuk bersiap ke sekolah akan membuat Bunda bersuara dari suara yang lembut berubah sedkit meninggi karena anaknya sulit dibangunkan. 

Pembiasaan di keluarga yang terbiasa dengan jadwal harian anak akan memudahkan manajemen waktu. Anak akan bangun pagi sesuai jadwal yang sudah disepakati dan pola pengasuhan persuasif bisa diterapkan. 

Bunda yang tidak memiliki asisten rumah tangga dan menegrjakan urusan domestik seorang diri harus pandai menyiasati pembagian waktu. Setelah menyiapkan sarapan keluarga dan tugas selanjutnya mengantarkan buah hati menuju sekolah. 

Bisa dibayangkan jika Bunda harus menjadi tukang ojek pribadi bagi anak-anaknya yang besekolah, bagaimana mengatur waktunya? Jika yang diantar hanya satu anak saja tak masalah. Bagi keluarga yang memiliki anak-anak dengan jarak usia yang berdekatan akan terasa menjadi sesuatu hal yang sedikit merepotkan. 

Terlebih tidak ada orang dewasa lain di rumah seperti Nenek atau Kakek yang bisa dititipkan anak terkecil yang masih bayi pada saat Bunda mengantarkan anak yang usia kelompok A di PAUD. Jadilah Bunda hebat akan menggendong dede bayi dalam gendongan yang nyaman untuk berkendara motor dan anak yang akan diantar sekolah.

Pemandangan ini begitu membuat Guru PAUD salut menjura pada Bunda-bunda hebat yang dengan segala kerepotannya tetapi masih bersedia mengantar buah hati bahkan tak jarang menunggu di luar lingkungan sekolah selama anaknya belajar. 

Bukan tanpa alasan mereka menunggu di luar lingkungan sekolah. Jarak antara rumah dan sekolah, ditambah harus bolak-balik dari rumah menuju sekolah, belum lagi dede bayi yang masih dalam gendongan membuat Bunda hebat akan lebih memilih menunggu sembari beristirahat. 

Ada juga Bunda yang akan segera pulang selesai mengantar anaknya ke sekolah karena harus menyiapkan makan siang bagi anak yang sudah bersekolah di sekolah lanjutan. Bunda akan pergi ke pasar dan ada yang sambil menggendong dede memilih bahan masakan yang akan diolah. 

Begitulah kesibukan Bunda selanjutnya. Di sela waktu yang ada menyiapkan bekal bagi anaknya yang bersekolah di sekolah lanjutan sebelum tugas berikutnya menjemput buah hati di sekolah PAUD. 

Setelah menyiapkan bekal makan siang untuk sang kakak, Bunda akan menjemput anaknya di PAUD terlebih dahulu baru melanjutkan mengantar makan siang bagi kakak. 

Pulang dari mengantar makan siang, tugas selanjutnya menemani tidur siang dede bayi. Lalu bagaimana dengan anak yang sudah bersekolah di PAUD? Ada tipe anak yang bisa tidur siang, dan ini membuat Bunda bisa beristirahat sejenak karena dua anaknya tidur siang. 

Apakah Bunda bisa ikutan tidur siang? Belum tentu juga. Karena tugas domestik sudah menantinya. Ketika anak-anak tidur siang, Bunda akan mengerjakan tugas domestik dari urusan mencuci baju dan lainnya. Hingga tak terasa waktu terus berpacu menuju saat menjemput anak yang bersekolah di sekolah lanjutan. 

Jika dituliskan kegiatan harian Bunda dari melek mata hingga mata terpejam karena kelelahan di malam hari, akankah Ayah bisa merasakannya? Lalu tugas mendampingi belajar anak-anak masih menjadi tugas tambahan pula. 

Salut dan menjura pada Bunda hebat yang penuh rasa cinta pada perkembangan belajar anak-anaknya untuk mendampingi belajar selama di rumah. Bagi Bunda yang bekerja pun tak kalah salutnya karena seharian bekerja di luar rumah masih ada waktu berkualitas mendampingi belajar. 

Pendampingan belajar bagi anak-anak yang diberikan oleh Ayah dan Bunda akan membuat potensi belajar anak melesat dan manajemen waktu yang ada bisa menjadi waktu berkualitas. 

Anak-anak yang memiliki prestasi belajar hebat, karena Ayah dan Bunda hebat yang pandai menyiasati waktu hariannya untuk menemani anak-anak tercinta belajar di rumah. berapa porsi yang diberikan untuk kualitas waktu pendampingan belajar dari Ayah dan Bunda masing-masing memiliki peran yang berbeda. 

Jadi siapa yang menjadi juaranya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun