Sesuatu khabar berita di saat hati sedang sedikit merasa gundah pastinya akan berharap akan terjadi hal yang menyenangkan. Tetapi harapan itu ada dua jawabannya jika memang sudah tertulis sebagai khabar baik maka keberuntungan bagi pemilik harapan indah itu dan dewi Fortuna sedang berpihak pada si empunya asa.Â
Bagaimana dengan jawaban kedua yaitu khabar yang dibawa sebagai harapan ternyata hasilnya masih jauh dari harapan?
Memaknai kalimat "Semua akan indah pada waktunya", atau "Rezeki sudah tertakar dan tidak akan tertukar" sungguh merupakan sesuatu yang mudah diucapkan tetapi sulit dan berat untuk berlapang dada saat keinginan tidak sesuai harapan.
Setelah mendapat khabar akan diberikannya dana kompensasi akibat kenaikan harga BBM membuat sebagian masyarakat berharap mereka akan mendapatkan dana tersebut. Apakah itu berupa dana BLT, BSU atau pun dana-dana lainnya yang berbeda istilah dan cara penyalurannya.
Guru sebagai bagian dari masyarakat yang merasakan gejolak kenaikan BBM berakibat dengan naiknya  pengeluaran dana transportasi. Sehingga harus pintar-pintar menghemat perjalanan yang tidak terlalu penting selain berangkat dan menuju sekolah alias tidak bisa lagi banyak menyimpang ke tempat lainnya saat ada keperluan mendesak saja.
 Pada akhirnya Guru memiliki harapan untuk bisa menikmati dana BSU yang dijanjikan tersebut. Bagi Guru yang sudah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan sangat berharap akan otomatis mendapatkan dana tersebut tanpa ada kendala.
Tidak semua Guru terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Karena ada syarat keikutsertaan sebagai peserta. Diantaranya Guru tersebut bisa mendaftar secara kolektif melalui lembaga Pendidikan tempat bertugas atau mendaftar secara pribadi. Untuk lebih jelasnya terkait pendaftaran peserta BPJS Ketenagakerjaan bagi Guru bisa menghubungi instansi terkait.
Saat mulai ramai diberitakan akan ada dana kompensasi melalui BPJS Ketenagakerjaan khususnya bagi Guru PAUD yang sebagian besar belum familer dengan akses digital membuat kepanikan yang luar biasa.
Kepanikan tersebut dipicu karena ketidak pahaman bagaimana mengakses info layanan BPJS Ketenagakerjaan, dan juga faktor lainnya. Pihak BPJS Ketenagakerjaan memberikan info melalui laman resminya. Namun, bagi Guru yang sedkit gaptek akan merasa hal ini menjadi permasalahan bagi dirinya.
Di laman resmi BPJS Ketenagakerjaan jelas diberikan langkah-langkah cara mengecek apakah peseta termasuk yang mendapat dana BSU. Terkadang karena kita merasa enggan berhubungan dengan yang namanya digitalisasi membuat kita panik. Karena tidak semua Guru PAUD paham akan dunia digital.Â
Guru PAUD yang hanya bisa menggunakan fasilitas WA, FB dan IG dan jarang mencoba untuk berselancar menggunakan sosial media lainnya akan merasa info yang diberikan menjadi suatu hal yang menyulitkan dirinya. Pada akhirnya mereka "menodong" para Operator Sekolah untuk meminta jasanya.Â
Operator Sekolah keberadaannya di saat-saat genting seperti penginputan data siswa, data NISN, data sekolah, data verval sertifikasi dan data lain yang penting akan didekati, dicari-cari oleh Guru yang gaptek tersebut. Operator Sekolah juga manusia biasa bukan manusia setengah dewa.
Ya manusiawi saja Operator Sekolah sudah bekerja di luar jam bekerja Guru lainnya. Pekerjaannya mengharuskan ia bisa tidur larut malam. proses penginputan data sekolah, data-data lainnya dikerjakan di luar jam mengajar. Terkadang seorang Operator Sekolah harus menyediakan waktu di saat orang bermimpi guna melakukan sinkronisasi data sekolah.
Operator Sekolah memang mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil pekerjaannya yang luar biasa tersebut. Namun, jika ada perlunya saja Operator Sekolah ditempel dan di saat kerepotan yang ditimbulkan dari tugasnya ada yang tidak peka bahkan cenderung sedikit seperti memojokkan pekerjaannya sebagai pejuang data, ooooo... hanya bisa mengelus dada.Â
Jika boleh memilih, sila berganti peran sejenak "Satu hari menjadi Operator Sekolah", adakah yang ingin mencoba?
Perihal dana BSU ini Guru yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dengan segala asa mencoba untuk mengakses laman berharap namanya terdaftar sebagai calon penerima BSU.
Pada kolom data isian setelah memasukkan data yang diminta hingga proses lanjut menginput data rekening bank yang menjadi mitra BPJS Ketenagakerjaan seperti bank BTN, BRI, BNI dan Mandiri berharap akan muncul data validasi diterima dengan munculnya tanda centang.Â
Kepanikan ini mulai muncul karena ada beberapa data peserta yang lama dan belum diperbaharui. Data perubahan tersebut beragam permasalahannya dari nomor HP yang sudah tidak aktif berganti dengan nomor HP baru, data identitas ibu kandung yang berbeda, data surat elektronik yang berubah, NIK yang berbeda dan data rekening bank.Â
Urusan perbaikan data yang baru diketahui setelah adanya info akan adanya program BSU membuat Operator Sekolah menjadi sasaran tembak para Guru yang memiliki permasalahan di atas.
Duhai pemangku kebijakan negeri ini..
Semoga akan ada kebijakan pada pejuang data Operator Sekolah yang kerjanya luar biasa dan penuh perjuangan menahan perasaan baper efek kepanikan Guru yang sedang dilema dengan datanya.
Bagi Guru yang sedang bermasalah dengan data dan lainnya, yuk mulai sekarang belajar untuk lebih aktif dengan dunia digital bukan hanya selfi di FB, IG dan membuat status WA yang isinya curhat dong, Mama..
Semua kembali pada diri apakah akan menjadi manusia yang terus belajar hingga sepanjang hayat atau hanya mengalir saja apa adanya. hati-hati jika tidak pandai berenang, akan terbawa derasnya air yang mengalir.Â
Salam takzim bagi semua Guru yang memiliki tugas tambahan sebagai Operator Sekolah.Â
Semangat selalu dalam mengemban tugas dan tetap jaga kondisi badan agar tidak oleng oleh perasaan yang lagi baper.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H