Mohon tunggu...
ADE SURIYANIE
ADE SURIYANIE Mohon Tunggu... Guru - Guru

Senang belajar tentang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyesuaikan Diri dengan Habituasi

25 Agustus 2022   17:14 Diperbarui: 25 Agustus 2022   17:20 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian orang ada yang cepat beradaptasi dengan lingkungan baru dan ada juga yang perlu waktu untuk bisa membaurkan diri. Tipe-tipe pribadi  apakah termasuk introvert atau ekstrovert juga mempengaruhi keluwesan dalam beradaptasi. Begitu pun bagi anak usia dini yang imut-imut itu bisa berubah perasaannya saat memasuki lingkungan baru bernama sekolah. 

Anak yang periang akan cepat membaurkan diri saat berjumpa dengan Guru yang ramah dan teman baru yang menyenangkan. Namun, bagi anak yang pendiam reaksi diri saat berada di lingkungan baru akan berbeda. 

Anak mendadak jadi cengeng dan rewel tidak mau bermain dengan teman lainnya. Ada juga yang hanya meneteskan air mata dan mengintil mamanya. Reaksi yang beraneka dari wajah-wajah polos ini membuat suasana sedkit dramatis di awal pembelajaran. 

Habituasi yang dilakukan setiap hari di kelas dengan mengontrol emosi anak perlu dilatih. Butuh waktu dan trik khusus spesial paket komplit untuk menaklukkan hati anak yang baper tersebut. Bak layaknya orang yang sedang berusaha pendekatan pada kekasih hatinya, maka segala cara akan dilakukan untuk bisa menarik perhatiannya si dia..Dia..

Ada anak yang saat jelang berangkat ke sekolah harus diberikan motivasi dari mamanya untuk bisa ditinggalkan beberapa lama belajar di kelas, ada juga anak yang merengek dan tantrum beberapa lama sebelum berangkat ke sekolah, ada lagi yang saat sebelum bel sekolah berbunyi masih tertawa dan ketika bel berbunyi tanda mulai belajar maka dimulailah drama yang menguras air mata muncul.

Guru sibuk memberikan alternatif kegiatan untuk mengalihkan perhatian anak yang sedang mengalami guncangan emosi dengan hal yang bisa membuat anak bisa terdiam dari tangisannya. trik memancing perhatian anak dengan memberikannya mainan di kelas terkadang tidak lagi ampuh manakala anak tersebut cepat merasa bosan. 

Lagi-lagi Guru harus terus mengeluarkan jurus jitu untuk bisa membuat anak yang menangis itu nyaman berada di kelas dan tersenyum kembali. 

Bagi anak yang sudah bisa mengutarakan perasaanya dan bisa diajak berkomunikasi tidak begitu banyak kendala untuk meredakan tangisannya yang muncul sesaat. 

Ada anak yang belum bisa bicara karena mengalami keterlambatan penguasaan kosa kata bahasa akan sedkit membuat Guru harus bisa memahami bahasa anak dengan bahasa kalbu. 

Guru akan terus bicara menanyakan apa maunya anak, sementara itu anak yang mengalami kendala berbahasa hanya menangis saja. lalu apa yang akan dilakukan Guru bila menghadapi masalah ini?

Guru PAUD itu suhu dan pawang nya bagi anak-anak yang sedang berproses mengontrol diri dengan habituasi di sekolah. Salut dan menjura bagi para Guru PAUD dan Guru kelas rendah terutama kelas 1 Sekolah Dasar yang menghadapi perangai anak yang menangis dengan tipe-tipe menangis yang beragam penyebabnya dan menjadi sebuah anekdot plus asesmen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun