Ekspedisi membawa terang ke Tanah Sumba dilanjutkan dengan pembuatan bangunan fisik berupa pembangunan bendungan, saluran terbuka, bak penenang dan rumah pembangkit pada dua lokasi yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu di Dusun Laironja, Desa Wanggameti, Kecamatan Matawai La Pau dan di Desa Mahaniwa, Kecamatan Pinu Pahar dimana keduanya termasuk dalam Kabupaten Sumba Timur, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Dusun Laironja, Desa Wanggameti.
Pembangunan PLTMH dimulai dengan ritual pembacaan doa di Sungai Waimuru tempat lokasi pembuatan bangunan fisik PLTMH (bendungan, saluran terbuka, bak penenang dan rumah turbin) oleh Tokoh Adat yaitu Jhon Kembi dan Domu Mara Hongu selaku Ketua Kelompok PLTMH Waimuru sekaligus Kepala Dusun Laironja dengan beberapa warga Dusun Laironja.
Kegiatan awal dimulai dengan pengukuran profil bendungan. Untuk membuat bendungan ini digunakan balok kayu sebagai penyangga, karena lokasi untuk pembuatan bendungan ini berupa batu keras (cadas), sehingga perlu upaya khusus dalam pembuatan profil bendungannya. Ukuran bendungan ini yaitu lebar bendungan sampai sayap bendung yaitu 6 meter (termasuk intake), ketebalan bendung yaitu 1 meter di bagian atas dan 1,2 meter dibagian bawah.
Saluran pembawa akan dibangun di lokasi dengan dasar batuan yang keras dan lebar. Kondisi ini menguntungkan karena dasar saluran sudah cukup kuat tanpa fondasi tambahan.Â
Sedangkan untuk konstruksi bak penenang adalah pasangan batu isi dengan lebar 60 cm dan tinggi 60 cm. Bak penenang dilengkapi dengan saringan (trash rack) yang dipasang miring bersandar di dinding depan bak penenang dan dudukan saringan setinggi 15 cm dengan ketebalan 20 cm di bagian tengah bak penenang.
Pembangunan awal PLTMH di Desa Mahaniwa yaitu pembuatan profil bendungan dimana ukuran bendungan yang akan dibuat lebih besar dibandingkan dengan bendungan yang di Dusun Laironja, tetapi lebih mudah dilakukan dikarenakan air Sungai Minabuti bisa dialirkan ke tempat lain sehingga memudahkan dalam pengerjaannya.Â
Ukuran bendungan yaitu tinggi bendungan 90 cm dari dasar lantai bendung dengan lebar mercu total 200 cm hingga pilar bendung dengan ketebalan 60 cm di bagian atas dan 80 cm di bagian dasar. Lebar total bendungan ini yaitu 440 cm, panjang dinding bendung sebelah kiri yaitu 450 cm dan sebelah kanan yaitu 930 cm dengan lebar 30 cm dan tinggi 120 cm.
Di awal pembangunan, seluruh warga ikut membantu dalam kegiatan ini dan untuk di hari berikutnya pengerjaan dibagi menjadi empat kelompok, sehingga seluruh warga bisa merasakan secara bergantian dalam bekerja untuk pembangunan PLTMH ini.
Dalam pengerjaanya, masyarakat Desa Mahaniwa dibagi dalam berbagai pekerjaan, yaitu bagi laki-laki bertugas untuk mengangkat batu, semen dan membuat bahan campuran, sedangkan ibu-ibu dan anak-anak membantu dalam mengumpulkan pasir dan menyiapkan makanan di lokasi sehingga kegiatan pembangunan ini bisa berjalan dengan lancar.
Melkianus Remi Djawa sebagai sekertaris kelompok berharap dengan terbangunnya listrik PLTMH di Desa Mahaniwa ini akan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan yang utama anak-anak bisa belajar di malam hari sehingga bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Desa Mahaniwa ke depannya.
Saluran pembawa PLTMH Minabuti dirancang sepanjang 250 cm untuk mengalirkan air minimal 150 liter/detik dari intake menuju bak penenang. Konstruksi saluran pembawa adalah pasangan batu isi dengan lebar 60 cm, tinggi 90 cm, tebal lantai saluran 20 cm dan tebal dinding saluran 30 cm. Sedangkan untuk konstruksi bak penenang adalah pasangan batu isi dengan lebar 100 cm dan tinggi 100 cm.Â
Bak penenang dilengkapi dengan saringan (trash rack) yang dipasang miring bersandar di dinding depan bak penenang dan dudukan saringan setinggi 15 cm dengan ketebalan 20 cm di bagian tengah bak penenang. Panjang bak 200 cm bersambung dengan saluran pembawa dengan tebal  lantai bak 30 cm dan tebal dinding saluran 30 cm.
Lokasi rumah pembangkit berada di sebelah kiri aliran dari arah hilir Sungai Minabuti berada pada dataran yang cukup luas dan aman dari longsor maupun banjir. Lokasi ini berada pada tanah yang datar dan stabil, berada di atas badan sungai dengan posisi aman dari banjir maksimal.Â
Penempatan pada lokasi ini selain untuk menjamin stabilitas rumah pembangkit juga untuk mempermudah pembuangan air kembali masuk ke badan sungai melalui saluran pembuangan (tailrace).Â
Ukuran rumah pembangkit adalah 3 x 4 meter untuk memberikan ruang yang cukup bagi penempatan 1 unit turbin, 1 unit generator 40.000 KW, 1 unit panel kontrol dan mempermudah pergerakan operator untuk menjalankan tugasnya.
Di beberapa titik jalan menuju ke Laironja dan Mahaniwa ada jalan yang rusak dan berlubang, sehingga supir mobil truk angkutan tidak berani untuk jalan jika turun sudah hujan. Diharapkan semua bahan dan material pembangunan PLTMH bisa terkirim ke lokasi sehingga pada pertengahan bulan Desember 2018 bisa diadakan peresmian penyalaan listrik PLTMH di dua lokasi. "Terang Desaku, Lestari Hutanku".
Salam Hangat,
Ade Suryaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H