Balai Taman Nasional Manusela bekerja sama dengan Tim PLTMH Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar melakukan survei lokasi detail dalam pembuatan feasibility study dan design engineering detail pembangunan PLTMH di Negeri Piliana. Secara administratif, Negeri (wilayah administrasi setingkat desa) Piliana termasuk dalam wilayah kerja BTN Manusela di STPN II Tehoru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
 Dari Masohi dilanjutkan perjalanan menuju ke Negeri Piliana menggunakan mobil. Jadi untuk menuju ke Negeri Piliana, perjalanannya dikombinasikan antara udara, laut dan darat.
Negeri Piliana merupakan perkampungan yang berbatasan langsung dengan Kawasan Taman Nasional Manusela yang menjadi pintu masuk pendakian Gunung Binaya dari arah selatan. Aksesibilitas negeri ini cukup baik dengan jalanan aspal yang bisa dilalui kendaraan roda empat sampai ke tengah perkampungan.Â
Negeri Piliana dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 30 menit. Sementara itu, dari Kota Masohi sebagai ibu kota Kabupaten Maluku Tengah, negeri ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat melalui kota Kecamatan Tehoru selama kurang lebih 3 jam.
Pada saat ini sebagian dari rumah penduduk Negeri Piliana telah tersambung listrik PLN. Namun demikian 50 rumah diantaranya sampai dengan saat ini masih belum tersambung listrik PLN dan masih mengandalkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) serta beberapa unit mesin genset perorangan.
PLTMH Piliana akan dibangun dengan target daya sebesar 50 KW dan akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan listrik 50 rumah warga dan 10 buah fasilitas umum yang belum teraliri listrik dari PLN.Â
Selain itu, listrik yang dihasilkan direncanakan juga akan digunakan untuk pengembangan perkonomian masyarakat Negeri Piliana melalui pengembangan PUE (Productive Use of Energy) untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian dan perkebunan serta dan industri kreatif yang berbasis mikrohidro.Â
Dengan target daya 50 KW, rencana listrik yang akan dialirkan untuk 50 buah rumah masing-masing sebesar 450 watt dan 10 buah fasilitas umum masing-masing 900 watt.
Hal ini sangat baik karena komoditas pertanian/perkebunan yang menjadi sumber utama pendapatan masyarakat adalah cengkeh, coklat dan pala dimana membutuhkan proses pengeringan yang mengandalkan sinar matahari dan dijemur di jalan negeri atau di halaman rumah.
Biaya porter ini perhari Rp. 150.000,- sehingga bisa menunjang pendapatan keluarga, terutama di musim-musim pendakian. Menurut Levinus selaku porter Binaya, puncak gunung Binaya berjarak sekitar 20 km dari Negeri Piliana yang bisa ditempuh selama 2 -- 4 hari (tergantung pendaki). Gunung Binaya ini termasuk dalam seven summit puncak nusantara yang terkenal dengan nama gunung sembilan, karena ada sembilan puncak gunung yang dilalui sebelum mencapai puncak gunung Binaya (ketinggian 3.027 m/dpl).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI