Menurut Wikipedia, xylarium adalah herbarium yang mengkhususkan pada bahan spesimen kayu. Sedangkan menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH), xylarium adalah satuan kerja yang bertugas mengumpulkan dan menyimpan contoh kayu dari berbagai jenis pohon.
Salah satu fungsi dan kegunaan xylarium ini adalah sebagai sarana penunjang penelitian ciri anatomi dan taksonomi tumbuhan berkayu, selain itu juga xylarium dapat digunakan untuk menunjang bidang forensik dalam menangani perkara dimana kayu sebagai barang buktinya.
Saat ini sudah 14 (empat belas) sampel xylarium yang telah dikirim ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Bogor yaitu Pinus (Pinus merkusii Jungh.), Cemara (Casuarina equisetifolia), Suren (Toona sureni Merr.), Mahoni (Swietenia mahagoni), Mangium (Acacia mangium), Jati (Tectona grandis), Bitti (Vitex cofassus), Sengon (Paraserianthes falcataria), Mangga (Mangifera indica), Gmelina (Gmelina arborea Roxb.), Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Kayu Kuku (Pericopsis mooniana THW), Nangka (Artocarpus heterophyllus) dan Filisium (Filicium decipiens) dimana kekurangan sampel xylarium ini masih dalam tahap pengerjaan di kantor BP2LHK Makassar.
Dibuatkan juga tabel data koleksi spesimen kayu berupa informasi tentang xylarium ini berupa daerah asal xylarium, pengumpul, tanggal pengambilan sampel, no herbarium, no sampel kayu, no unik xylarium, suku, nama botani dan keterangan lain dari xylarium.
Menurut P3HH, jumlah koleksi kayu terbanyak kini dipegang oleh Negara Belanda dengan 125.000 spesimen, kemudian diikuti oleh Negara USA 105.000 spesimen dan Negara Belgia dengan 69.000 spesimen.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan juga berharap bantuan dan dukungan xylarium dari berbagai pihak, khususnya dari seluruh UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Kehutanan, KPH, HPH, HTI, Perguruan Tinggi, Industri Perkayuan dan seluruh masyarakat Indonesia untuk membantu dalam mewujudkan Indonesia menjadi peringkat nomor 1 Xylarium di dunia.
Salam Hangat,
Ade Suryaman