Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunuh Diri

20 Januari 2022   10:55 Diperbarui: 20 Januari 2022   10:58 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aih... Begitu indah hidup orang lain
Tersenyum bergelimang harta
Makan mewah di restoran Prancis
Punya rumah tingkat dua lebih dari satu
Mobil mercedes terpampang di garasi
Investasi sana-sini tanpa terkendali
Sekali butuh uang hanya perlu menekan gawai

Ah... Enak sekali menjadi orang lain
Dihormati tokoh-tokoh meski berlagak pintar
Hidup kaya, suara pasti didengar
Orang-orang tak ada yang berani mengusik
Jika ada...
Bungkam saja mulut mereka dengan lembaran uang berwarna merah gambar Bung Karno dan Bung Hatta
Maka sendiko dawuh akan muncul

Hidupku?
Sangat melarat...
Maka...
Sebijak apapun aku berkata hanya akan menjadi angin lalu
Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri
Bahkan di keluarga saja aku terhina...
Dianggap tak becus menjadi imam
Terlunta menghadapi badai rumah tangga...
Miskin ekonomi berdampak pada semua

Memang sebaiknya segera kuakhiri
Hidup yang tak berarti dengan seutas tali
Terjerat pada langit-langit rumah
Biar aku disaksikan...
Mayat ini telah menggantung secara tragis
Setidaknya aku telah mati
Tidak lagi bertemu dengan cecenguk bodoh yang lihai berbicara
Aku juga tak bisa lagi disandingkan dengan orang kaya
Aku hanya ingin menghambisi orang-orang yang dulu pernah mezalimi
Dengan arwah-arwah penasaran...
Berkeliling hanya untuk menteror
Selamat tersakiti wahai manusia...
Semoga kita bisa bertemu kembali di neraka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun