Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kembali yang Sia-Sia

12 Juni 2021   10:48 Diperbarui: 12 Juni 2021   11:12 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan pernah kembali ke pangkuan kami sebelum dirimu benar-benar dewasa

Mengapa?

Sebab kepulanganmu adalah racun bagi kami

Tak memberikan manfaat...

Hanya memberikan beban pada lumbung padi kami

Pernahkah terpikirkan olehmu bahwa pundi-pindi keburukan selalu menempel di wajahmu?

Saat merantau kau habiskan waktumu dalam kesia-siaan

Pagi hari berkawan dengan kemalasan...

Sore hari bersahabat dengan keteledoran

Maka, hasil nyata perjuangan tak kau dapat

Pun setelah merantau kau tak juga berubah dan malah semakin parah

Seolah kemalasan bersatu padu dalam jiwamu yang congkak

Kau pandai bersilat lidah saat nasihat datang

Kau pura-pura tuli saat petuah kebaikan berlabuh

Tak ayal dirimu hanya menjadi kepingan sampah yang tak ternilai harganya

Hidup hanya bermodal rengekan

Kemudian mengemis pada kehidupan kami...

Tidak!

Tak ada yang bisa berpangku tangan di kehidupan kami

Apalagi hanya dengan rengekan dan kemanjaan

Oleh sebab itu, kami tak kuasa mengusirmu

Agar kau menjadi sadar bahwa hidupmu adalah beban

Karena kemalasanmu adalah penderitaan bagi kami

Kelak jika kau kembali pada kami...

Rubahlah sikap agar kau semakin dewasa dalam berperilaku

Tebarkan kemanfaatan pada sesama supaya hidupmu semakin berarti

Sayang, aku ragu kau akan berubah

Kepalamu yang keras akan menjadi batu penghalang kebaikan

Mungkin selamanya kau akan berperilaku seperti itu

Kembali pada kami dalam kesia-siaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun