Jangan pernah kembali ke pangkuan kami sebelum dirimu benar-benar dewasa
Mengapa?
Sebab kepulanganmu adalah racun bagi kami
Tak memberikan manfaat...
Hanya memberikan beban pada lumbung padi kami
Pernahkah terpikirkan olehmu bahwa pundi-pindi keburukan selalu menempel di wajahmu?
Saat merantau kau habiskan waktumu dalam kesia-siaan
Pagi hari berkawan dengan kemalasan...
Sore hari bersahabat dengan keteledoran
Maka, hasil nyata perjuangan tak kau dapat
Pun setelah merantau kau tak juga berubah dan malah semakin parah
Seolah kemalasan bersatu padu dalam jiwamu yang congkak
Kau pandai bersilat lidah saat nasihat datang
Kau pura-pura tuli saat petuah kebaikan berlabuh
Tak ayal dirimu hanya menjadi kepingan sampah yang tak ternilai harganya
Hidup hanya bermodal rengekan
Kemudian mengemis pada kehidupan kami...
Tidak!
Tak ada yang bisa berpangku tangan di kehidupan kami
Apalagi hanya dengan rengekan dan kemanjaan
Oleh sebab itu, kami tak kuasa mengusirmu
Agar kau menjadi sadar bahwa hidupmu adalah beban
Karena kemalasanmu adalah penderitaan bagi kami
Kelak jika kau kembali pada kami...
Rubahlah sikap agar kau semakin dewasa dalam berperilaku
Tebarkan kemanfaatan pada sesama supaya hidupmu semakin berarti
Sayang, aku ragu kau akan berubah
Kepalamu yang keras akan menjadi batu penghalang kebaikan
Mungkin selamanya kau akan berperilaku seperti itu
Kembali pada kami dalam kesia-siaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H