Ratusan orang memenuhi lapangan
Menjadi saksi bisu akan adanya sebuah eksekusi mati
Kepada sang martir yang mengkritik tirani istana
Mengusik singgasana sang raja
Yang khawatir akan turun tahta
Eksekusi mati akan membungkam siapa saja yang berani mengkritiknya
Sebelum eksekusi mati dilakukan
Raja berkata:
Apa yang aku lakukan adalah titah Tuhan
Sang Martir menjawab:
Tidak!
Tuhan tidak pernah ikut campur atas apa yang telah kau lakukan
Kau melakukan semua itu atas kehendakmu sendiri
Kau bungkus segala ambisi picikmu dengan dalih agama
Kau bungkam mulut rakyat dengan egomu
Kau kosongkan nurani mereka dengan nafsumu
Tidak!
Kau adalah simbol Firaun di abad ini
Ketamakan telah menutupi akal warasmu
Kau gila akan harta sehingga pintu-pintu hatimu tertutup
Kini hatimu menjadi hitam legam
Buih-buih kotoran di hati telah menjadi momok akan busuknya moralmu
Kuberi kau segenggam cahaya lilin
Tapi kau tak menerimanya
Kau meniup cahaya itu dengan angkuh
Tidak cukup itu, kau siram cahaya itu dengan hujanan air tawar Â
Cahaya itu redup dan perlahan mati
Ketahuilah raja, cahaya itu tidak akan mati
Cahaya itu akan kembali bersinar meski kau membunuh jasadku
Wahai raja!
Sesungguhnya semua orang disini adalah cahaya yang akan menggantikanku
Cahaya mereka lebih besar dari yang aku bawa
Kelak mereka akan menyadarkamu dari kebiadaban yang kau pelihara
Sang martir mengakhiri perkataannya
Semua tampak sunyi meski ramai
Sebuah anak panah melesat ke lehernya
Sang martir mati membawa bekal kebenaran
Ia pun mati syahid dijalannya