Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Klepon Tidak Islami? Cuekin Aja!

29 Juli 2020   08:44 Diperbarui: 29 Juli 2020   08:55 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila warganet dengan tega mengabaikannya tanpa ada komentar sedikit pun, maka niscaya akan "krik... krik..." dengan sendirinya. Namun jika ternyata cuitan panas malah terlontar di beberapa postingan facebook, bisa-bisa membuat si produsen meme sedang tertawa terbahak melihat warganet yang mudah marah dan heboh.

Benarkah Sebagian Warganet Menyukai Berita Kontroversi dan Sensasi?

"Kenapa ya warganet suka sekali dengan hal-hal kontroversi sekaligus sensasi?"

Sebuah pertanyaan singkat ini merupakan refleksi bagi kita semua. Apakah benar kebanyakan warganet memang begitu?

Menjawab hal ini, saya jadi ingat statment tajam dari seorang father of youtube, Deddy Corbuzier. Kurang lebih seperti ini:

"Sewaktu saya posting sertifikat mentalist terbaik di dunia di salah satu instagram, tidak banyak yang komentar dan kasih like, tapi... sewaktu saya posting foto-foto biasa yang like... banyak!"

Secara tersirat statment tersebut menjadi gambaran bahwa kebanyakan warganet lebih tertarik dengan hal-hal mainstream sensasional daripada sebuah prestasi berupa selembar sertifikat penghargaan yang diunggah di media sosial.

Saya juga mengamini statment dari mantan pesulap tersebut, sering kali penulis mengunggah beberapa sertifikat penghargaan, hasilnya sudah terbaca... sedikit like, dan komen. Lain halnya jika mengunggah foto selfie bersama keluarga atau foto-foto aneh, like dan komennya bejibun.

Contoh paling jelas yang dapat menggambarkan perilaku warganet ialah ketika sebuah video prank sampah diunggah dari seorang youtuber yang kini telah insyaf dari kesalahan. Video tersebut menjadi viral, melebihi viralnya video-video cara mudah belajar matematika.

Seketika dunia maya menjadi heboh, banyak yang melihat dan menanggapi video tersebut dengan sumpah serapah dan berbagai nyinyir lain, seakan dengan melakukan hal-hal itu menunjukkan rasa empati kepada korban prank. Nyatanya tidak demikian!

Bukankah lebih baik warganet mencari berita, video, postingan yang baik dan positif, serta mengabaikan hal-hal negatif yang hanya mencari sensasi dan kontroversi? Bukankah banyak hal-hal positif lain yang dapat memicu adrenalin agar giat belajar dan bekerja?   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun