Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ruwet

28 Mei 2020   04:55 Diperbarui: 28 Mei 2020   05:17 2585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Beberapa rumah sakit di sini sudah penuh sehingga orang-orang yang belakangan positif covid 19 harus melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing. Masyarakat di sekitar sini semakin resah dan takut. Suasana desa sepi, senyap tanpa suara. Tak ada yang bisa keluar dan masuk dari desa ini.

                Sesuai prediksi, masyarakat baru sadar akan bahaya virus setelah ada korban yang positif. Benar-benar tragis, padahal mencegah lebih baik daripada mengobati. Sayang itu tidak berlaku untuk masyarakat di sini. Masyarakat yang katanya tak takut virus, namun pada akhirnya mengibarkan bendera putih setelah beberapa orang-orang di sekitar mereka terjangkit virus itu dan mungkin meninggal dalam keadaan menggenaskan.

                "Sungguh, sesal kemudian tiada berguna."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun