Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepergian yang Tak Perlu Ditangisi

25 Oktober 2019   21:02 Diperbarui: 25 Oktober 2019   21:08 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerlip ibu kota di malam hari terasa menjenuhkan

Seakan menantangku yang menggigil parah

Akibat ditinggal seorang lelaki pendusta lagi berbisa bagaikan ular kobra

Yang menyodorkan racun lewat mulut kotornya

Berharap aku mati karena banjir linangan air mata

Tidak!

Aku tak akan mati karenanya

Aku tak selemah yang dia kira

Hatiku sekeras batu di hamparan sungai

Tak akan terluka meski berkali-kali dihantam dengan sampah penderitaan yang dia bawa

Kubiarkan dia pergi dihembus angin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun