Kerlip ibu kota di malam hari terasa menjenuhkan
Seakan menantangku yang menggigil parah
Akibat ditinggal seorang lelaki pendusta lagi berbisa bagaikan ular kobra
Yang menyodorkan racun lewat mulut kotornya
Berharap aku mati karena banjir linangan air mata
Tidak!
Aku tak akan mati karenanya
Aku tak selemah yang dia kira
Hatiku sekeras batu di hamparan sungai
Tak akan terluka meski berkali-kali dihantam dengan sampah penderitaan yang dia bawa
Kubiarkan dia pergi dihembus angin
Melayang jauh menuju singgasana karma
Menebus semua dosa yang telah dia perbuat
Agar jangan lagi mempermainkan kesucian hati wanita
Melalui kata-kata dusta yang dibalut cinta
Kini aku mengerti...
Kepergiannya adalah hikmah bagiku
Seseorang yang pergi tak perlu ditangisi
Apalagi diratapi agar dia kembali
Tidak!
Lebih baik aku mati  sendiri
Daripada melihatnya kembali untuk menyakiti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H