Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghujamkan Nilai-nilai Qur'ani ke Dalam Hati

5 November 2018   14:21 Diperbarui: 5 November 2018   14:25 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rembulan yang bercahaya, tak lebih elok dari rupamu

Mentari yang bersinar terang, tak lebih indah dari kilau matamu

Harum semerbak bunga mawar, tak lebih wangi dari aroma tubuhmu

Wahai jodohku yang elok hatinya...

Marilah kita bersyukur kepada Tuhan karena telah dipertemukan

Kau yang telah halal bagiku, merupakan kekasih hatiku

Tidak hanya di dunia, tapi juga kekasih di akherat kelak

Ketahuilah jodohku,

Ketika sebuah akad telah terucap dari mulutku, maka antara kau dan aku menjadi satu

Genggaman tangan adalah suatu tanda untuk melangkahkan kaki bersama menuju hari esok

Guratan senyuman merupakan penghias diri agar terjalin hubungan hati yang suci

Ketika kita telah bersama...

Kita akan belajar menjadi orang tua untuk anak-anak kita

Bersama-sama menciptakan generasi terbaik untuk meraih peradaban gemilang

Tak perlu seperti peradaban Yunani yang maju proses rasionalisasinya

Tak perlu seperti peradaban Persia yang bangga dengan pasukannya

Tak perlu pula seperti peradaban Romawi yang megah istananya

Cukuplah bagi kita membentuk peradaban dengan nilai-nilai Qurani

 

Nilai-nilai yang digariskan Tuhan sebagai petunjuk bagi manusia

Agar hidup senantiasa dilimpahi Ridha dari-Nya

Juga diberikan perlindungan ketika hati tertutup noda hitam

Oleh karena itu wahai kekasih halalku...

Mulai detik ini kita hujamkan nilai-nilai Qurani dalam hati

Jangan pernah melepaskannya meski satu kedipan mata, karena bisa membuat kita celaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun