Sebuah kisah tentang menemukan tujuan,
kemana hendak pergi,
melalui kenangan
demi kenangan masa lalu,
pertarungan hidup-mati,
untuk memutuskan
ke mana langkah kaki
akan dibawa Pergi.
***
"Kehidupanmu ada di persimpangan berikutnya, Agam. Dulu kamu kamu bertanya tentang definisi pulang, dan kamu berhasil menemukannya, bahwa siapa pun pasti akan pulang ke hakikat kehidupan. Kamu akhirnya pulang menjenguk pusara bapak dan mamakmu, berdamai dengan masa lalu yang menyakitkan.Tapi lebih dari itu, ada pertanyaan penting berikutnya yang menunggu dijawab.Â
Pergi. Sejatinya kemana kita akan pergi setelah tahu definisi pulang tersebut? Apa yang harus dilakukan? Berangkat ke mana? Bersama siapa? Apa kendaraannya? Dan ke mana tujuannya? Apa sebenarnya tujuan hidup kita? Itulah persimpangan hidupmu sekarang. Menemukan jawaban tersebut."Â (Tuanku Imam kepada Agam, hal 86)
Novel PERGI merupakan sekuel lanjutan dari Novel PULANG (2015).
Jika diperhatikan pada lembar awal, Tere Liye melibatkan Sarippudin sebagai Co-Author dalam penulisan novel tersebut.
Meski demikian gaya bahasa yang disampaikan oleh penulis tetap mudah dicerna pembaca.
Novel bergenre action yang terdiri dari 31 bab dan di tutup oleh epilog di lembar akhir ini, menceritakan kehidupan Bujang setelah ia menjabat sebagai Tauke Besar di Keluarga Tong, menggantikan Tauke Besar Lama yang meninggal atas insiden penghianatan (terdapat pada Novel Pulang).
Setelahnya Bujang bersama orang-orang kepercayaannya meneruskan visi dan kepemimpinan Ayah angkatnya.
Dikisahkan Bujang yang dahulu menjadi tukang pukul nomor satu di Keluarga Tong, kini dihadapkan dengan berbagai persoalan pelik sepeninggal Tauke Besar Lama.
Ia harus berhadapan dengan Master Dragon, pemimpin tertinggi dari delapan keluarga penguasa shadoweconomy.