Mohon tunggu...
Ade Kurniasih
Ade Kurniasih Mohon Tunggu... -

Punya hobby nulis dan baca buku. Suka bercerita di adekurniasih8.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

[Resensi Novel Pergi] karya Tere Liye

29 Agustus 2018   14:14 Diperbarui: 29 Agustus 2018   14:59 4643
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bermula ketika Bujang bersama si kembar Yuki, Kiko, Salonga dan White melakukan penyerangan secara diam-diam di salah satu gedung kontainer, stasiun kereta api perbatasan Meksiko -- Amerika Serikat.

Untuk mengambil kembali salah satu hasil penemuan riset teknologi penting  milik Keluarga Tong, yaitu prototype yang telah dicuri oleh El Pacho sindikat penyelundup narkoba terbesar di Amerika Selatan.

Jika terlambat, benda itu akan segera dibawa ke Los Angeles, Amerika Serikat, pusat kerajaan narkoba mereka. Akan tetapi, di situasi serunyam itu Bujang mendapati masalah baru, seorang pemuda misterius berpakaian  layaknya Zorro, santai mendendangkan sebuah lagu, diiringi petikan gitar khas, lantas berusaha menghalangi langkah mereka, pertarungan satu lawan satu antara pemuda misterius dan Bujang pun disetujui.

Semakin mengejutkan saat pemuda itu memanggil Bujang dengan sebutan "Hermanito" di akhir perjumpaan mereka, yang kemudian diterjemahkan oleh Salonga memiliki arti yaitu adik laki-laki.

Siapakah pemuda tersebut? Apa hubungannya dengan Bujang? Bukankah Bujang anak tunggal dari pasangan Samad dan Midah? Apakah Bapaknya menikahi gadis selain Mamaknya, Midah?

Dari sinilah teka-teki mengenai potongan kehidupan Samad di masa lalu mencuat, untuk itulah Bujang berusaha mengungkap dan mencari tahu kebenarannya.

Banyak kemungkinan yang bisa terjadi pada Samad, Bapaknya. Seperti Samad telah menikahi gadis lain sebelum menikahi Mamaknya atau Samad memiliki wanita simpanan.

Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkelindan di pikirannya, memecah fokus, di mana ia juga sedang menyusun strategi dan langkah terbaik untuk menghabisi segala kejahatan Master Dragon.

Sementara itu Bujang tidak tahu akan pergi kemana dan kepada siapa ia bertanya tentang kehidupan Bapaknya, yang ia tahu kehidupan Bapaknya amatlah rumit.

Angin segar datang, saat Bujang memutuskan mendatangi Tuanku Imam di sekolah agamanya, mencari petunjuk. Pucuk dicinta ulam tiba, Tuanku Imam memberikan secarik alamat rumah yang pernah ditempati oleh Bapaknya.

Di sanalah Bujang menemukan selembar foto Samad bersama seorang gadis berparas cantik, yang jika diamati bukan berasal dari gadis daerah. Selain itu ditemukan pula beberapa surat lusuh di makan zaman tak terbaca oleh mata telanjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun