Soreh  nan indah di Tangsel | Kompasianival 2018, sudah usai, pemenangnya sudah jelas; kelelahan panitia yang membawa hati gembira pada para penulis dan pecinta Kompasiana, juga sudah mulai hilang. Kemarin dengan modal dua artikel, saya nekad ikut Kompasianival.  Karena pertama kali, maka harus tampil cantik, jadi pagi-pagi ke salon terdekat. Sudah itu, menunggu Opa Jappy beres-beres diri, agar berangkat bareng.
Dengan semangat dan santai, kami menuju Lippo Kemang dari Bintaro; lumayan, tanpa macet, kurang dari sejam, sudah tiba di Arena Kompasianival. Masih sepi, register sebentar, dan menuju 'bubur gratis.' Wah, sebagai orang baru, baru menulis dan pertama kali hadir di Kompasianiva, saya ikuti saja langkah Opa Jappy; hah, ia sudah dikenal dan disapa banyak orang atau Kompasianer yang hadir. Kesempatan lah buat saya mengenal para penulis beken di Kompasiana, sambil selfie dan makan bubur, lanjut asinan, lanjut krupuk dari Dokter Posma.
Area utama, telihat sepi, setelah lihat jadual, tenyata workshop sudah dimulai di aena tertutup, dan hampir selesai. Mau masuk, penjaga pintunya katakan, harus daftar lagi, tak jadi masuk. Saya malah isi waktu dengan 'ngebakso' berenga Opa Jappy, lumayan ada diskon dari My Value. Sudah itu, kami menuju area utama.
Panggung mulai ramai, tempat duduk pun mulai penuh. Yang baru datang, saling menyapa, ngobrol, dan yang lama tidak jumpa, saling temu kangen. Saya mendapat banyak teman baru yang menyangkan; sorry, tak sebut satu persatu. Nah, muncul Afriska Ambarita, teman sekomunitas Indonesia Hari Ini - IHI dan sama-sama satu Grup WA IHI.
Semakin soreh, semakin banyak yang datang, dan semakin seru serta ramai, juga semakin banyak dikenal, semakin banyak info baru, dan semakin lainnya. Buatku, itulah Kompasianival, walau pertama kali muncul, tapi ada hal baru yang didapat, dan bermanfaat. And juga, semakin menumbuhkan tekad untuk 'mulai' menulis dengan baik, utamanya pada kanal wisata dan humaniora. Maklum, saya juga adalah praktisi pariwisata.
Kemarin, saya juga melihat moment menyenangkan, ketika melihat para penulis atau Kompasianer begitu bersahabat, bahkan saling menyapa pada orang baru seperti saya. Mereka begitu akrab satau sama lain, dan saling berbagai cerita, rokok, minuman, dan snack; serta walau berbeda umur, mereka begitu saling menghormati. Hmmmm, bagusnya, Kompasianival diadakan dua kali setahun gitu.
Opa Jappy pun berbisik pelan padaku bahwa, itulah keakraban, itulah nuansa persahabatan, dan itulah perkenalan di dunia maya, jika didaratkan atau sampai ke dunia nyata. Saya pun sejutu. Persahabatan yang dibangun pada Dunia Maya, jika didaratkan, akan semakin baik, bagus, dan penuh kekeluargaan.
Namu, jika di Dunia Maya terjadi perselisihan, amarah, atau pun permusuhan, maka ketika ada dan bersama pada Dunia Nyata, maka yang terjadi adalah benci dan kebencian, atau bahkan menjadi kontak fisik yang saling menyakiti.
Dengan demikian, anggota Kompasianer yang sudah mencapai 350.000 orang lebih, ke depan, akan menjadi suatu komunitas yang solid di Dunia Maya dan Dunia Nyata; komunitas yang mengedukasi publik melalui tulisan-tulisan bermutu serta bernartabat.
MyDe VKBA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H